Jumat, 19 Desember 2008

Pemerintah Tidak Bisa Jamin SPP di PTN Tak Naik

. Jumat, 19 Desember 2008
1 komentar


Kamis, 18 Desember 2008 | 16:39 WIB

JAKARTA, KAMIS — Pemerintah belum bisa menjamin uang sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) atau uang kuliah di perguruan tinggi negeri tak naik pascadisahkannya UU Badan Hukum Pendidikan (BHP) oleh anggota DPR RI kemarin.

"Pada waktu anggaran Dikti Rp 23 triliun, kita kan sepakat tak ada kenaikan SPP. Tapi sekarang karena krisis dikurangi Rp 5 triliun jadi Rp 18 triliun. Kita belum tahu seperti apa," kata Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Depdiknas Fasli Djalal seusai keterangan pers di Gedung Depdiknas Jakarta, Kamis (18/12).
Menurut Fasli, tetap ada kemungkinan uang SPP mahasiswa PTN dapat turun jika biaya operasional tidak berubah. Justru jika komponen setiap PTN tidak lebih dari 35 persen, hukum mengharuskan PTN menurunkan jumlah SPP-nya.

Kemarin, di sela-sela agenda pengesahan RUU BHP di gedung Dewan, sejumlah mahasiswa UI mendesak DPR membatalkan pengesahan RUU ini sebab dikhawatirkan tidak akan bersahabat dengan kesempatan masyarakat kalangan bawah untuk mengakses pendidikan tinggi.

Mereka mengkhawatirkan akibat perubahan status perguruan tinggi menjadi BHP membuat pihak perguruan tinggi dapat semena-mena menetapkan jumlah SPP yang harus dibayarkan.

LIN (sumber :www.kompas.com)

Klik disini untuk melanjutkan »»

Pelempar Sepatu ke Bush Dihadiahi Gadis

.
0 komentar


Kamis, 18 Desember 2008 | 10:07 WIB

KAIRO, KAMIS — Seorang pria Mesir, Rabu (17/12), mengatakan, ia menawarkan putrinya yang berusia 20 tahun untuk menikah dengan wartawan Irak, Muntazer al-Zaidi, yang melempar sepatunya ke Presiden AS George W Bush.

Putri pria Mesir itu, Amal Saad Gumaa, mengatakan, ia setuju dengan gagasan tersebut. "Ini adalah sesuatu yang akan membuat saya terhormat. Saya ingin tinggal di Irak, terutama seandainya saya terikat dengan pahlawan ini," kata Amal melalui telepon kepada Reuters.
Ayahnya, Saad Gumaa, mengatakan, ia telah menghubungi Dergham, saudara Muntazer al-Zaidi, untuk memberi tahu dia mengenai tawaran itu. "Saya tak menemukan sesuatu yang lebih berharga daripada menawarkan putri saya kepada dia dan saya siap menyediakan apa saja yang diperlukan putri saya untuk pernikahan," katanya.

Tindakan Muntazer al-Zaidi telah mengundang pujian di dunia Arab, tempat Presiden Bush dipandang rendah oleh banyak orang karena menyerbu Irak pada 2003 dan karena dukungannya buat Israel.

Amal adalah mahasiswi di Fakultas Media Mina University di Mesir tengah. Belum ada penjelasan mengenai jawaban Muntazer al-Zaidi atas "hadiah" itu.

ONO
Sumber : Ant(www.kompas.com)

Klik disini untuk melanjutkan »»

Kamis, 27 November 2008

Demo Warnai Peringatan Hari Guru

. Kamis, 27 November 2008
1 komentar


Liputan6.com, Deli Serdang: Usai mengikuti upacara peringatan Hari Guru, para siswa Sekolah Dasar Negeri Patumbak, Deli Serdang, Sumatra Utara, Selasa (25/11) siang, bergabung bersama warga yang tengah memblokade jalan. Mereka mengacungkan poster memprotes penggusuran satu-satunya lapangan sepakbola di kawasan itu. Namun, protes tetap dilakukan dengan wajah riang.

Lapangan sepakbola ini memang menjadi lahan serba guna. Tempat berbagai aktivitas sosial warga setempat, sekaligus wahana para pelajar berolahraga dan latihan pramuka. Rencana eksekusi bergulir setelah Pengadilan Negeri Lubuk Pakam memenangkan gugatan Sucipto Salim terhadap lapangan sepakbola seluas 5.400 meter milik PT Perkebunan Nusantara II itu. Sang penggugat akan mengubah wahana olahraga siswa ini jadi kompleks pertokoan.
Demo warga dan siswa ini adalah kali kedua. Seperti demo sebelumnya, PN Lubuk Pakam akhirnya menunda rencana eksekusi hingga waktu yang belum ditentukan.

Momen Hari Guru juga dimanfaatkan ratusan guru bantu dan honorer kembali turun ke jalan. Aksi jalan kaki dimulai dari Balai Kota DKI Jakarta menuju Istana Merdeka, Jakata Pusat. Kapan penetapan status pegawai negeri sipil menjadi pertanyaan utama. Tak hanya status yang terkatung-katung, tunjangan kesra sebelas bulan juga belum dibayar.

Adakah ini fenomena umum di Tanah Air, menjadi guru sebatas pengabdian. Anda yang sudah menyaksikan film Laskar Pelangi tentu tahu sosok guru Ibu Muslimah. Dalam kesederhanaan Ibu Mus, begitu biasa disapa, setia mengajar. Bukan lagi di SD Muhammadiyah Gantung, tapi di SDN 6 Gantung, Belitung Timur dan terus menyemangati siswa-siswinya.

Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo menyatakan mulai Januari 2009 akan ada penyesuaian gaji guru. Bambang memastikan gaji guru golongan terendah adalah Rp 2 juta [baca: Pemerintah Pastikan Gaji Guru Naik].(BOG/Tim Liputan 6 SCTV)

Klik disini untuk melanjutkan »»

Hari Pahlawan Diperingati

.
0 komentar


Liputan6.com, Jakarta: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla menghadiri upacara peringatan Hari Pahlawan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (10/11). Dalam kesempatan itu, Presiden selaku pemimpin upacara meminta hadirin mengheningkan cipta untuk mengenang para pahlawan.

Tak hanya itu, rombongan Presiden beserta peserta upacara juga menaruh karangan bunga dan berziarah di 13 makam pahlawan. Antara lain, mantan Wapres Adam Malik dan Jenderal Ahmad Yani. Mereka juga singgah ke pusara mantan Wapres Sudharmono, mantan Wapres Umar Wirahadikusuma, dan Jenderal A.H Nasution.
Lain halnya dengan Ketua DPR Agung Laksono. Dia bersama puluhan pejuang veteran menggelar upacara tabur bunga di Kepulauan Seribu. Dalam acara tahunan ini, tabur bunga dilakukan dari atas Kapal RI Teluk Mandar 514. Turut hadir putra pejuang Douwes Dekker, Kesworo Setiabudhi Douwes Dekker.

Sedangkan di Surabaya, Jawa Timur, upacara peringatan Hari Pahlawan berlangsung di Gedung Negara Grahadi. Upacara mengenang para pahlawan yang telah gugur ini berlangsung khidmat dipimpin Gubernur Jatim Imam Utomo.

Sebelumnya, para tokoh masyarakat di Surabaya juga menggelar malam renungan suci untuk mengenang pahlawan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Bangsa. Acara diisi dengan pemadaman lampu dan penyalaan lilin. Ritual ini sebagai bentuk penghargaan serta penghormatan terhadap para pahlawan.

Sementara itu, ribuan pejuang veteran memusatkan peringatan Hari Pahlawan di Gedung Balai Sarbini. Acara ini mengambil tema pertempuran di Medan, Sumatra Utara. Para hadirin disuguhkan film dokumenter tentang perjuangan pahlawan di Sumut dalam mengusir penjajah.

Dalam kesempatan tersebut, para veteran berpesan agar generasi muda bisa menghargai arti kemerdekaan. Para pemuda juga diminta tidak menuangkan aspirasi melalui unjuk rasa, melainkan dengan berdialog.

Hingga kini, nasib veteran banyak yang telantar. Padahal, mereka berjasa memperjuangkan kemerdekaan Tanah Air. Mereka menyayangkan sikap pemerintah yang kurang memperhatikan nasib mereka di hari tuanya [baca: Ilyas Karim, Pengibar Bendera Pusaka 1945].(REN/Tim Liputan 6 SCTV)

Klik disini untuk melanjutkan »»

Senin, 20 Oktober 2008

Mahasiswa YAI dan UKI Kembali Bentrok

. Senin, 20 Oktober 2008
0 komentar


BERITAJAKARTA.COM — 14-10-2008 15:34
Tanpa sebab yang jelas, untuk yang kesekian kalinya mahasiswa Yayasan Administrasi Indonesia (YAI) dengan Universitas Kristen Indonesia (UKI), kembali bentrok di Jl Diponegoro, Senen, Jakarta Pusat, Selasa (14/10) pagi. Tawuran pecah sekitar pukul 10.30 WIB ini, menyebabkan dua kendaraan roda empat rusak berat berat dan tiga mahasiswa dari kedua kampus harus dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) akibat terkena lemparan batu.

Data yang dihimpun, aksi lempar batu bermula dari pemukulan yang dilakukan mahasiswa UKI terhadap seorang mahasiswa YAI. Merasa tidak terima atas pemukulan tersebut, beberapa mahasiswa YAI melakukan pelemparan terhadap kampus UKI. Merasa diserang, beberapa mahasiswa UKI tak tinggal diam dan melakukan serangan balasan.

Alhasil aksi saling lempar antar kedua kubu mahasiswa yang kampusnya bersebelahan tersebut, tak dapat dihindari. Batu, balok kayu, serta botol mineral saling berterbangan mengarah kepada segerombolan mahasiswa dari kedua belah pihak. Tak hanya itu botol minuman yang dijadikan bom Molotov pun juga tak luput dipergunakan sebagai persenjataan.

Akibat dari tawuran masal tersebut, dua unit mobil milik dokter dan mahasiswa hancur pada bagian kacanya. Tercatat terdapat tiga korban luka dari kedua belah pihak, diantaranya dua mahasiswa YAI dan satu lagi mahasiswa UKI. Korban luka akibat lemparan batu selanjutnya dilarikan ke RSCM untuk mendapatkan perawatan.

Syahidin, pedagang yang mangkal di depan kampus YAI, menurutkan tawuran terjadi begitu cepat. Tiba-tiba saja orang berlarian mengamankan diri dan benda-benda saling berterbangan. "Saya nggak tau pasti apa penyebab tawuran. Tiba-tiba aja udah saling lempar dan orang-orang pada lari," jelas Syahidin.

Mendapat informasi adanya tawuran, pihak kepolisian gabungan antara Polsek Senen dan Polres Jakarta Pusat segera mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP). Untuk meredam tawuran massal ini, pihak kepolisian mengerahkan sedikitnya lima peleton petugas pengendalian massa atau sekitar 150 personil. Tepat pukul 11.30, tawuran dapat dikendalikan. Jl Diponegoro yang awalnya ditutup, kembali dibuka.

Iptu Aryono, Kanit Reskrim Polsek Senen membenarkan terjadinya tawuran antara mahasiswa YAI dan UKI. Menurutnya, perselisihan yang terjadi antara kedua kampus tersebut sudah cukup lama. Setiap kejadian sepele, berkembang menjadi tawuran. Aryono menjelaskan, hingga saat ini pihaknya tengah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa saksi dari kedua belah pihak. “Ada beberapa mahasiswa yang sedang dimintai keterangan," katanya tanpa merinci lebih jauh. Reporter: agus

Klik disini untuk melanjutkan »»

Rabu, 24 September 2008

NOVEL & FILM LASKAR PELANGI

. Rabu, 24 September 2008
2 komentar


Oleh : koko_fhu@yahoo.com

Sejak beberapa bulan lalu hingga saat ini buku best Sellers berjudul Laskar Pelangi ramai diperbincangkan para pemerhati sastra Indonesia . Tak luput juga para praktisi pendidikan ikut mengapresiasikan Novel karya Andre Hirata ini . Kata sanjungan tak putus – putus hingga kini dialamatkan kepada Andrea Hirata yang mampu mengispirasi banya orang dengan bukunya . Andrea Hirata sang penulis pun merasa senang dan bangga atas sambutan positif masyarakat tentang Novel Laskar pelanginya .
Di sebuah acara Talk Show berjudul Kick Andy , Andrea Hirata menerangkan bahwa pembuatan buku laskar pelangi yang sekarang menjadi Best Sellers dan dalam proses pembuatan filmnya oleh Mira Lesmana dan Riri reza bukanlah atas motivasi komersial belaka , melainkan sebagai bentuk ucapan terima kasihnya kepada Ibu Muslimah yang telah mengajarnya di SD Muhammadiyah waktu itu tempat para laskar pelangi menuntut ilmu .

Novel dan film laskar pelangi ini mengisahkan tentang penjuangan seorang guru muda bernama Ibu muslimah di sebuah dusun di kota Belitung . Ibu muslimah adalah sosok seorang pengajar yang dengan tulus dan ikhlas mengajar di SD Muhammadiyah demi untuk membaktikan dirinya di dunia pendidikan . Melihat perjuangan Ibu muslimah dalam Novel Laskar Pelangi seolah – olah kita dipaksa untuk melihat dunia pendidikan kita yang terdapat jurang pemisah yang sangat dalam antara si miskin dan si kaya .
Tak hanya Ibu Muslimah yang memiliki semangat , Pasukan laskar pelangi pun memiliki semangat yang tak kalah hebatnya . Laskar pelangi lahir dari semangat yang tinggi untuk menuntut ilmu meski dibatasi oleh kemiskinan yang sangat membelit kuat . Dalam kesulitan ekonomi yang sangat mencekik itu laskar pelangi adalah contoh dari semangat juang arang – orang yang menghargai dan mencintai ilmu .

Dengan semangat inilah Laskar pelangi banyak menginspirasi banyak orang agar terus berjuang untuk memajukan dunia pendidikan kita serta memberikan keadilan kepada semua anak bangsa ini yang ingin menuntut ilmu .
Satu hal lagi , dalam acara Kick Andi , mira lesmana menambahkan bahwa , semua anggota laskar dalam filmnya diperankan oleh orang asli Belitung meskipun tidak seluruh pemain adalah orang Belitung asli .
Nah , Tunggu apalagi . Segera beli Novelnya ditoko buku terdekat dan nantikan versi layar lebarnya di bioskop terdekat di kota anda . ( koko_fhu / lpm_bsi / 2008 )

Klik disini untuk melanjutkan »»

Novel Ketika Cinta Bertasbih

.
0 komentar


Oleh : koko_fhu@yahoo.com


Pren , masih ingat Novel dan Film Ayat – Ayat Cinta yang sempat membooming di dunia sastra dan dunia perfilman negri ini . yap , tentu saja masing ingat .
Baru – baru ini Audisi pemeran film Ketika Cinta Bertasbih telah mencapai puncaknya . Kelima bintang utama tersebut ternyata datang dari berbagai daerah dan background yang berbeda . Kelima bintang tersebut adalah : M. Cholidi Asadil Alam [sbg. Azzam] dari PASURUAN; Alice Sofie Norin [sbg. Eliana] dari JAKARTA, Andi Arsyil Rahman Putra [sbg. Furqon] dari MAKASSAR, Oki Setiana Dewi [sbg. Anna] dari BATAM, dan Meyda Sefira [sbg. Husna] dari BANDUNG.

Disini saya tidak akan menjelaskan mengenai ke lima bintang tersebut , tetapi mengenai garis besar dari Novel tersebut .
Membaca Novel KCB1 dan KCB 2 sama seperti ketika kita membaca Novel Ayat – Ayat cinta . Kita akan di bawah kesebuah negeri bernama Mesir . Dinovel ini kita diperkenalkan dengan seorang tokoh utama bernama Azzam . Seorang laki – laki yang berusia 28 tahun yang sedang menempuh pendidikan di Universitas Al Azhar .Azzam adalah seorang mahasiswa yang cerdas namun sudah sembilan tahun menempuh pendidikan di Universitas tersebut belum juga mendapat gelar sarjana karena berbagai macam alasan.
Azzam adalah seorang entrepreneur sejati yang berjuang di negeri orang untuk biaya kuliahnya sendiri . Selain itu Azzam juga terbebani tanggung jawab untuk membiayai kuliah adiknya di Indonesia . Keluarga Azzam adalah sebuah keluarga yang taraf perekonomiannya berada pada level rendah . Ayahnya hanyalah seorang penjual tape . Ibunya juga hanyalah seorang Ibu rumah tangga biasa pada umumnya .
Didalam Novel ini dicerita tentang kisah perjuangan Azzam selama menempuh pendidikan di mesir serta kisah cintanya dengan Anna Alta funnisa putri sorang kiai pemilik pondok pesantren Daarul Qur’an . Kisah cinta Azzam sungguh berliku dan susah di tebak alur ceritanya . Disinilah Kang Abik menunjukkan kepiawaiannya dalam bersilat dengan pena . Kang Abik [ Habibburrahman El shirazy ] mampu membuat para pembacanya penasaran dan sulit untuk menebak akhir cerita dari Novelnya tersebut .
Banyak kisah yang mengalun sendu di Novel ini , Tragis , Emosional dan tentunya banyak pelajaran berharga yang dapat kita ambil setelah membaca Novel Tersebut .
Konflik tajam terjadi pada beberapa bagian dari novel ini , diantaranya ketika terjadi kecelakaan dimana Azzam dan Ibunya menjadi korban tabrak lari , mereka terjatuh dari atas sepeda motor karena tertabrak bus yang ugal-ugalan , hingga Azzam harus berbaring di rumah sakit menderita patah tulang dan ibunya berpulang menghadap Alloh SWT.
Alur cerita dan penokohan pada Novel ini sangat kuat , terlihat sekali kang Abik mampu memadukan antara alur cerita yang kuat dengan ilmu fiqih dan ilmu Aqidah serta pergaulan dunia pesantren yang dinamis .
Secara keseluruhan Novel ini menyuguhkan tentang seputar dunia pendidikan Islam di mesir , Enterpreunership , Aqidah pergaulan , semangat yang membaja . Ukhuwah Islamiyah dan lain sebagainya .
Semoga Novel Ketika Cinta Bertasbih ini dapat menjadi jalan bagi kebangkitan ummat untuk kembali mengenal kemuliaan Islam secara kaffah . Amin .
( koko_fhu / lpm_bsi / 2008 )

Klik disini untuk melanjutkan »»

Selasa, 02 September 2008

Kontroversi Hisab-Rukyah

. Selasa, 02 September 2008
1 komentar

Oleh Mahmudi Asyari
Kandidat Doktor UIN Jakarta

Umat Islam memulai berpuasa sudah pasti pada 1 Ramadan. Namun, kenapa pertanyaan 'konyol' itu sering mengemuka pada saat ibadah yang menjanjikan berbagai keistimewaan itu akan tiba?

Pertanyaan itu bukan dikarenakan akan ada puasa Ramadan yang tidak dimulai tanggal 1 atau akan ada puasa di bulan lain, melainkan persoalannya terletak kapan tanggal 1 itu jatuh. Penetapan tanggal 1 untuk sejumlah bulan (Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah) memang sering krusial dan tidak jarang karena perbedaan metode yang dipergunakan menghasilkan penetapan tanggal 1 berbeda.

Bagi orang yang memahami bahwa hal itu lantaran metode barangkali tidaklah masalah karena semuanya merupakan sebuah upaya mendapatkan keyakinan melalui tahapan spekulatif (zhann). Zhann dalam tataran teoritis semuanya mempunyai derajat yang sama alias semua benar. Hanya, ketika akan melaksanakan tentunya tidak bisa diamalkan dan harus memilih satu dari sekian yang ada.

Oleh sebab itu, semestinya yang dikedepankan adalah sikap toleran dengan menegaskan bahwa semuanya benar. Namun, saya memilih metode ini karena mendatangkan ketenangan (ithmi'nan) di hati. Tidak usahlah ribut menurut ini dan itu apalagi mencari pembenaran dari ulama klasik di mana setiap pilihan pasti ada fatwanya.

Untuk mengetahui apakah ada kemungkinan perbedaan dalam menghadapi awal dan akhir Ramadan 1428 H yang akan datang ada baiknya kita mencermati data-data hisab sebagai berikut. Ijtima' akhir Syakban 1429 H jatuh pada pukul 02:58 WIB tanggal 31 Agustus 2008 dini hari. Ketinggian hilal pada sore hari tanggal 31 Agustus 2008 pada saat matahari tenggelam untuk wilayah Sumatra, Jawa, Bali, NTT, Kalimantan Barat bagian selatan sudah mencapai ketinggian antara 4 sampai 5 derajat lebih. Sedangkan untuk wilayah timur pada umumnya hilal sudah berada di atas ufuk dengan ketinggian 1 sampai 3 derajat. Walhasil, hilal untuk semua wilayah Indonesia sudah di atas ufuk.

Dengan demikian, jika merujuk kepada ketinggian hilal pada sore tanggal 31 Agustus 2008 tersebut, hampir bisa dipastikan pada tahun ini umat Islam Indonesia akan memulai pada 1 September 2008. Meskipun demikian, mengingat 31 Agustus 2008 merupakan hari ke-29 bulan Syakban, potensi perbedaan itu tetap ada, mengingat penganut rukyah masih akan memverivikasi keberadaan hilal itu dengan ru'yah bi al-fi'l.

Dengan kata lain, jika pada sore hari tanggal 31 Agustus 2008 tidak berhasil rukyah, maka ada perbedaan pun tidak bisa dihindari. Jika itu terjadi, pimpinan umat Islam harus mengupayakan memberi pemahaman yang baik kepada masyarakat (awam) bahwa perbedaan itu bukan lantaran tidak mengamalkan hadis atau sebaliknya, tapi lebih kepada upaya tafsir terhadap nashsh (hadis) tersebut.

Oleh karena itu merupakan sebuah bentuk tafsir, di situ tidak ada kebenaran tunggal. Hasil tafsir yang sangat variatif itu, menurut aliran mushawwibah dalam jurisprudensi hukum Islam (Ushul al-Fiqh) semuanya benar sehingga tidaklah tepat jika penganut salah satu hasil tafsir menganggap salah hasil tafsir yang lain. Bentuk keberagaman hasil ijtihad itu merupakan sebuah konsekuensi dari ranah fikih di mana akal (rasio) mempunyai peran penting dalam memformulasikan sebuah hukum.

Berkaitan dengan itu, Muhammad al-Ghazali dalam bukunya, Al-Sunnah al-Nabawiyyah bain 'Ahl al-Hadits wa 'Ahl al-Fiqh mengatakan tidak ada fikih yang terlepas dari Sunah dan begitu juga sebaliknya Sunah tidak ada yang tidak memerlukan nalar. Persoalan perbedaan dalam memaknai hadis Nabi berkaitan dengan bagaimana awal bulan ditetapkan tidak terlepas dari nalar tersebut.

Biarlah orang mengatakan bahwa rukyah hanya relevan dengan masa lalu di mana hisab belum berkembang. Namun, mengatakan bahwa rukyah hanya relevan di wilayah Arab yang selalu panas. Jika begitu kenapa ada ungkapan Nabi Muhammad jika mendung. Itu berarti bahwa persoalan cuaca juga menjadi masalah di sana.

Bila begitu, biarlah orang mengatakan bahwa hanya rukyahlah yang sesuai Sunah. Namun, jangan sampai mengatakan bahwa yang lainnya salah karena akan berakibat kepada pengabaian ungkapan kira-kiralah (taqdir) dalam hadis Nabi yang lain.

Oleh sebab itu, yang tepat berkaitan dengan masalah itu selama belum dicapai titik temu adalah toleransi atas perbedaan. Pemerintah meskipun menetapkan juga awal bulan sesuai kriteria yang dibangunnya, haruslah memfasilitasi perbedaan itu serta memberikan kesempatan kepada penganutnya untuk menjalankan keyakinannya.

Mencari titik temu
MUI memang telah melakukan upaya ke arah penyatuan melalui fatwa itu. Namun, semuanya itu kembali kepada ormas Islam, apakah mau menjadikan fatwa itu sebagai pedoman penentuan awal bulan Hijriyah atau tidak. Namun, yang jelas menurut saya jika persoalan itu hanya persoalan khilafiyah bukan sesuatu yang mendasar, mari carikan titik temunya sehingga masyarakat awam tidak dibingungkan oleh perbedaan penyelenggaraan hari raya tersebut.

Pembuatan kategori ini perlu guna mereduksi penerapan secara mutlak hisab berkaitan dengan masalah wujud al-hilal dan doktrin istikmal (melengkapi bilangan bulan menjadi 30 hari). Seperti dalam kasus 1 Ramadan 1429 H yang akan datang di mana ketinggian hilal tidak hanya mencapai ketinggian minimal imkan al-ru'yah (2 derajat), tetapi sudah mencapai ketinggian yang jika tidak ada halangan cuaca ‘pasti’ bisa dirukyah.

Dalam keadaan hilal sudah mencapai ketinggian tersebut, ru'yah bi al-fi'l menurut saya tidak lagi relevan untuk dilakukan. Dengan demikian, menurut saya, ru'yah bi al-fi'l hanya relevan jika ketinggian hilal berkisar 1,5 sampai 2 derajat atau di bawah dua derajat guna memastikan apakah hilal memang telah wujud atau tidak.

Pembatasan rukyah tersebut menurut saya perlu dalam rangka menjembatani kesenjangan antara pengguna teori wujud //al-hilal// mutlak di satu sisi dan pengguna teori ru'yah mutlak di sisi lain yang senantiasa menuntut istikmal manakala hilal tidak bisa dilihat meskipun sebenarnya sudah sangat tinggi. [Republika Online]

Klik disini untuk melanjutkan »»

RAMADHAN CERIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

.
0 komentar

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain.Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.(QS.Al-Baqarah :185)
Marhaban Yaa Syahrul Ramadhan. Detik tibanya bulan penuh berkah harus disambut dengan suka cita.

Oleh karena itu, LDK DKM Al-Hurriyyah IPB telah mempersiapkan serangkaian acara yang penuh makna untuk seluruh civitas akademika IPB dan masyarakat sekitar kampus, mulai dari sebelum ramadhan hingga hari kemenangan nanti. Rangkaian acara yang telah dibuat bertemakan ”Tingkatkan Kualitas Ibadah Raih Ramadhan Penuh Berkah”. Menyambut ramadhan LDK DKM Al-Hurriyyah bersama Lembaga-lembaga Dakwah Fakultas IPB yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus IPB (FSLDKI) mengadakan serangkaian acara diantaranya KAMERA (Kajian Menjelang Ramadhan) yang akan dilaksanakan di Gedung Grawidya IPB pada tanggal 30 Agustus 2008. Pada acara ini kami mengundang Ustad Hasyim DEA, dan K.H. Gymnastiar (Aa’ Gym) sebagai pengisi materi. Menyambut bulan Ramadhan harus dalam kondisi tubuh fit dan suasana lingkungan yang indah dan rapih, oleh karena itu, kami mengadakan Senam Nusantara dan Aksi Bersih pada tanggal 31 Agustus 2008. Turut mengundang juga MENPORA dan Dede Yusuf. Kesemua acara itu dikemas dalam tema ”Ramadhan Ceria Institut Pertanian Bogor”.Pahala di bulan Ramadhan dilipat gandakan, oleh karena itu, jangan sia-siakan kesempatan emas yang haya satu kali dalam setahun. Nah, untuk memfasilitasi civitas akademika IPB agar dapat menghabiskan waktu yang ada di bulan Ramadhan, kami pun mengadakan kegiatan-kegiatan yang insya Allah bermanfaat. Seperti buka shaum rutin gratus di masjid Al-Hurriyyah, shalat tarawih berjama’ah, i’tikaf, kajian-kajian rutin di bulan ramadhan, samapi silaturahmi ketika Iedul Fitri 1429 H tiba. Selain itu, ada juga sahur on the road bersama sopir-sopir angkot dan anak-anak jalanan di kota bogor, grebeg sahur yang bertujuan membangunkan warga ketika waktu sahur, safari ta’jil yaitu pembagian paket ta'jil dan booklet tausiyah ke tempat-tempat yang masih ramai sebelum maghrib khususnya di desa-desa sekitar Kampus IPB Dramaga.Selain acara-acara diatas. Kami juga mengadakan lomba-lomba islami seperti nasyid, cerpen, kaligrafi, dan musabaqoh tilawatil qur’an (MTQ). Pengambilan formulir untuk lomba dapat diambil di sekretariat Al-Hurriyyah langsung. Orang yang merugi ialah orang yang memanfaatkan waktunya dengan sia-sia. Dari pada waktu kita tebuang sia-sia, lebih baik dihabiskan dengan kegiatan yang bermanfaat. Selain diisi untuk kegiatan-kegiatan yang disebutkan diatas, bisa juga sambil ngabuburit sekalian mengasah jiwa entreprenuer mu, gabung aja di Ramadhan Expo dan Bazar Ramadhan (BARA). Selain kamu bisa jadi penjual, kamu juga bisa jadi pembeli, atau kamu yang bukan penjual pastikan untuk jadi pembeli.Untuk para wanitanya ada acara khusus yang menarik., yaitu pembagian jilbab GRATIS. Bagi kalian kaum hawa yang baru dan ingin menggunakan jilbab kami akan meberikan jilbab gratis. Semoga dapat bermanfaat. Selain ngebagiin jilbab, kita juga ngadain kegiatan pengumpulan Al-Qur’an. Al-Qur’an yang terkumpul nantinya akan disumbangkan ke Irian Jaya. Sebagai wujud kepedulian kita terhadap saudara-saudara seiman kita di Irian Jaya sana. Ramadhan memang bulan yang lebih baik dari seribu bulan, karena pada suatu hari di bulan Ramadhan-lah Al-Qur’an diturunkan. Semoga ramadhan tahun ini lebih baik dari ramadhan tahun lalu. Sekaranglah saat meraih pahala sebanyak-banyaknya dan menjadikan ramadhan penuh makna serta moment untuk perubahan diri menuju pribadi yang lebih syar’i. ( sumber : www.ipb.ac.id )

Klik disini untuk melanjutkan »»

Indonesia dan Muslim Dunia Memulai Puasa Bersamaan

.
0 komentar

Bulan suci Ramadan akan dimulai Senin, 1 September, di sebagian besar negara-negara Arab dan Teluk, sebagaimana juga di negara-negara Amerika Utara, Eropa, Asia, termasuk Indonesia.

"Tidak ada bukti seseorang melihat bulan baru hari ini," kata Lembaga Kehakiman Arabia, Sabtu. Oleh karena itu, Minggu (31/8) akan menjadi akhir bulan Sya'ban dan Ramadan akan jatuh pada hari Senin (1/9).

Pihak otoritas di Uni Emirat Arab, Qatar, Kuwait, Bahrai, dan Yaman juga mengeluarkan pengumuman yang samat.


Di Kairo, Imam Besar Mesir mengkonfirmasi bahwa bulan baru tidak terlihat hari Sabtu sehingga puasa akan dimulai Senin.

Sementara Badan Fatwa dan Riset Eropa menyatakan Ramadan akan dimulai hari pertama September berdasarkan perhitungan astronomi.

Libya sejauh ini menjadi satu-satunya negara yang mengumumkan awal Ramadan Minggu.

Di Indonesia, Nahdlatul Ulama akan melakukan pengamatan bulan hari ini. Sementara Muhammadiyah telah mengumumkan Ramadan akan dimulai Senin.

Sementara pemerintah Indonesia akan melakukan sidang penentuan awal Ramadan hari ini. Departemen Agama telah mempersiapkan tim untuk melihat bulan (rukyatul hilal) di enam lokasi di Indonesia, yaitu Makassar, Kupang, Tanjung Kodok, Semarang, Lembang , dan Banda Aceh.

Acara ini dapat diikuti oleh publik melalui siaran langsung TVRI. "Masyarakat bisa menyaksikan bagaimana proses rukyat untuk menentukan awal Ramadan," ujar Kepala Sudirektorat Hisab Rukyat dan Pembinaan Syariah Departemen Agama, Muhyiddin. "Ada kemungkinan hilal bisa dilihat selama cuaca tidak mendung."

Di Sulawesi Selatan, Jamaah An Nadzier mulai menunaikan ibadah puasa Minggu (31/8). Pimpinan Jamaah An Nadzier, Ustadz Lukman A Bakti, yang dihubungi melalui ponselnya, Sabtu (30/8), mengatakan bahwa setelah menghitung dan melihat posisi bulan dan matahari yang didukung oleh tanda-tanda alam, maka mereka meyakini jatuhnya 1 Ramadan 1429 H jatuh pada Sabtu, tepatnya pukul 15.00 Wita.

"Tetapi puasa baru akan dimulai besok, karena fase pergantian bukan di waktu malam atau subuh, melainkan pada pukul 15.00 Wita tadi, sehingga puasa baru dimulai besok (Minggu)," katanya.

Klik disini untuk melanjutkan »»

Pemerintah Tetapkan 1 Ramadan 1429 H Jatuh 1 September 2008

.
0 komentar

Pemerintah Tetapkan 1 Ramadan 1429 H Jatuh 1 September 2008
Tanggal: 31 Agustus 2008

Jakarta - Melalui sidang isbat, pemerintah akhirnya menetapkan bahwa awal puasa 1 Ramadan 1429 H jatuh pada Senin, 1 September 2008. Dari 27 tempat yang dilakukan ru'yat, hilal bisa dilihat di empat tempat.

"Izinkanlah kami untuk menetapkan bahwa 1 Ramadan 1429 H jatuh pada tanggal 1 September 2008," jelas Menteri Agama Maftuh Basyuni saat memimpin sidang isbat di kantor Departemen Agama (Depag), Jl. Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu (31/8/2008).

Menurut Menag, pemerintah mendapat laporan rukyat hilal dari 27 tempat. "Namun dari 27 tempat itu, hanya di empat tempat hilal bisa dilihat," ujar Menag.


Empat tempat yang hilal terlihat itu adalah:
1. Condrodipo, Gresik. Hilal dilihat antara lain oleh Muhammad Solahudin dan Muhyidin
2. Pantai Depok, Bantul. Hilal dilihat antara lain oleh Drs Ististani
3. Lenong, Lampung Barat. Hilal dilihat antara lain oleh Muswardi
4. Basmal, Jakarta Barat. Hilal dilihat oleh KH Abdul Hadi

Para saksi yang melihat hilal itu telah disumpah. Sementara di banyak tempat, hilal tidak terlihat, karena kemungkinan langit tertutup oleh mendung.(asy/asy)

Shohib Masykur - detikNews

Klik disini untuk melanjutkan »»

Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI)

.
0 komentar

1. Wartawan Indonesia menghormati hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar.

2. Wartawan Indonesia menempuh tata cara yang etis untuk memperoleh dan menyiarkan informasi serta memberikan identitas kepada sumber informasi.

3. Wartawan Indonesia menghormati asas praduga tak bersalah, tidak mencampurkan fakta dengan opini, berimbang dan selalu meneliti kebenaran informasi, serta tidak melakukan plagiat.

4. Wartawan Indonesia tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis dan cabul serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan sisila.

5. Wartawan Indonesia tidak menerima suap dan tidak menyalahguanakan profesi.

6. Wartawan Indonesia memiliki Hak Tolak, menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang dan off the record sesuai kesepakatan.

7. Wartawan Indonesia segera mencabut dan meralat kekeliruan dalam pemberitaan serta melayani Hak Jawab.

sumber :www.alumnippmi.multiply.com

Klik disini untuk melanjutkan »»

KODE ETIK PERHIMPUNAN PERS MAHASISWA INDONESIA ( PPMI )

.
0 komentar

Dalam setiap profesi pasti memiliki kode etiknya sendiri yang bertujuan untuk memberikan yang terbaik bagi pengguna jasa profesi.Seorang wartawan pun harus mematuhi kode etik yang berlaku di dunia jurnalis.Adapun kode etik pers mahasiswa indonesia antara lain adalah sebagai berikut :

1. Pers Mahasiswa mengutamakan idealisme pers.

2. Pers Mahasiswa menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia

3. Pers Mahasiswa pro aktif dalam mencerdaskan bangsa, membangun demokrasi dan mengutamakan kepentingan rakyat

4. Pers Mahasiswa dengan penuh rasa tanggungjawab menghormati, memenuhi dan menjunjung tinggi hak rakyat untuk memperoleh informasi yang benar dan jelas.

5. Pers Mahasiswa harus menghindari pemberitaan diskriminasi yang bau sara.

6. Pers Mahasiswa menempuh jalan dan usaha yang jujur untuk memperoleh informasi yang jelas.

7. Pers Mahasiswa wajib menghargai dan melindungi hak narasumber yang tidak mau disebut nama dan identitasnya.

8. Pers Mahasiswa memberikan keterangan off the record terhadap korban kesusilaan dan atau pelaku kejahatan/tindak pidana dibawah umur.

9. Pers Mahasiswa dengan jelas dan jujur menyebut sumber ketika menggunakan berita atau tulisan dari suatu pemberitaan, repro gambar/ilustrasi, fota atau karya orang lain.

10. Pers Mahasiswa senantiasa mempertahankan prinsip-prinsip kebebasan dan harus obyektif serta proporsional dalam pemberitaan dan menghindari penafsiran/kesimpulan yang menyesatkan.

11. Pers Mahasiswa tidak boleh menerima segala macam bentuk suap, menyiarkan atau mempublikasikan informasi serta tidak memanfaatkan posisi dan informasi yang di milikinya untuk kepentingan pribadi dan golongan.

12. Pers Mahasiswa wajib memperhatikan dan menindak lanjuti protes, hak jawab, somasi, gugatan dan atau keberatan-kebertan lain dari informasi yang dipublikasikan berupa pernyataan tertulis atau ralat.

sumber : www.alumnippmi.multiply.com

Klik disini untuk melanjutkan »»

Sabtu, 16 Agustus 2008

Musik kampus

. Sabtu, 16 Agustus 2008
0 komentar




Sebuah pagelaran musik kembali diadakan di kampus Universitas satya gama.Tema yang diusung kali ini berkaitan erat dengan sosial kemasyarakatan yang coba kembali di usung oleh panitia pelaksana.
panitia berharap dengan di selenggarakannya pagelaran musik kali ini dapat menggugah kita sebagai masyarakat indonesia untuk peduli dengan masyarakat di sekitar kita yang kurang mampu.

Klik disini untuk melanjutkan »»

Korban kebakaran

.
0 komentar




Ini adalah foto-foto yang kami ambil di lokasi terjadinya kebakaran di Ring road jalan kamal raya beberapa waktu lalu.ada kurang lebih ratusan keluarga yang kehilangan tempat tinggalnya.

Klik disini untuk melanjutkan »»

Rabu, 06 Agustus 2008

Radio Komunitas

. Rabu, 06 Agustus 2008
0 komentar







Radio Komunitas seperti kita ketahui merupakan
media komunikasi elektronik, yang sistem pengelolaannya dilakukan oleh masyarakat atau suatu komunitas tertentu. Radio Komunitas merupakan media masyarakat yang memiliki tujuan untuk pendidikan dan meningkatan kapasitas dan kualitas SDM masyarakat.
Paket isi siaran radio komunitas bisa diambil banyak hal aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat sekitar atau dialog antar penyiar dan nara sumber dengan pendengar.selain itu cerita humor pun dapat dimunculkan pada siaran radio komunitas.
Singkatnya radio komunitas dapat dijadikan sebagai sarana bagi masyarakat / komunitas tersebut untuk melakukan peningkatan SDM serta mengkomunikasikan pemecahan berbagai masalah yang dialami oleh masyarakat di sekitas radio komunitas tersebut.misalnya radio komunitas sekolah ,tentu yang dibahas mengenai permasalahan – permasalahn yang terjadi di lingkungan sekolah meskipun tidak menutup kemungkinan adanya permasalahan yang didiskusikan nantinya adalah masalah di luar sekolah tersebut, misalnya masalah di lingkungan sekitar sekolah.keamanan lingkungan kampung di tempat sekolah itu di bangun.
Radio pesona Sacenk misalnya,adalah salah satu radio komunitas yang ada di wilayah Jakarta barat yang merupakan radio komunitas sekolah.di sana banyak mengkomunikasikan masalah – masalh yang terjadi si seputar sekolah,meskipun kadang – kadang membahas tema di luar kegiatan sekolah.
Demikianlah sekilas pandangan tentang Radio komunitas yang ada di sekolah.selain di pesona sacenk tentunya masih banyak radio komunitas lain yang bermunculan di negri ini.Semoga dengan banyak bermunculannya radio komunitas dapat memberikan kontribusi positif bagi terciptanya Negara / masyarakat Indonesia yang berkualitas dan berwawasan luas. ( koko_fhu/lpm/bsi/2008)

Klik disini untuk melanjutkan »»

Selasa, 05 Agustus 2008

Kebakaran

. Selasa, 05 Agustus 2008
0 komentar

oleh : koko fhu
jum'at membara
sang jago merah menyalak
menjilat - jilat bangunan kayu milik ayahku
aku panik
pun semua orang yang kujumpai
termasuk ayahku
jum'at membara
sang jago merah melahap rumahku
dan rumah teman - temanku
habis tak tersisa
hingga rata dengan tanah
habis tak tersisa
hingga membuat ibu menangis tak kuasa
habis tak tersisa
smua tak tersisa

Klik disini untuk melanjutkan »»

Sejarah Pers Mahasiswa Indonesia

.
1 komentar

“There are only two things that can be lightening the world. The sun light in the sky and the press in the earth.” (Mark Twain)
Sebenarnya kalau kita resapi ungkapan Mark Twain diatas, tidaklah berlebihan adanya. Bahwa hanya ada dua hal yang bisa membuat terang bumi ini, yakni sinar matahari dilangit dan pers yang tumbuh berkembang di bumi ini. Pers sendiri memang tidak bisa dipisahkan kaitannya dengan macam ragam informasi yang dibutuhkan oleh manusia dalam menjalani peradabannya. Mulai dari persoalan corak warna hidup sampai hal yang detail sekalipun tentang sebuah eksistensi kehidupan.
Dalam peradaban manusia, Pers sangat dikenal mempunyai fungsi yang essential. Mulai dari education function (fungsi pendidikan) , Information (sumber informasi), entertainment (hiburan) dan social control (fungsi kontrol sosial). Sehingga wajar kalau kita melihat pers menjadi suatu kebutuhan dan menyebabkan “momok” bagi negara yang menerapkan sistem outhoritarian. Pers menjadi kekuatan maha dahsyat yang dapat menggerakkan siapa saja untuk berbuat seperti yang kita kehendaki atau sekedar mempengaruhi/menciptakan public opinion (komunikasi massa). Dan, pers sendiri terlanjur menjadi bagian dari kehidupan berbangsa dan bernegara.
Apalagi, dinegara under developed atau new born countries seperti layaknya Indonesia, negara yang nota bene masih muda, yang memerlukan banyak perbaikan sistem di semua lini dalam kehidupan berbangsa dan bernegara menuju suatu kesempurnaan tatanan hidup. Pers sangat dibutuhkan sekali peranannya dalam mengisi nuansa-nuansa yang tidak terjamah oleh “institusi” lainnya, baik yang bersifat informasi tempat sharing penemuan ide-ide cemerlang tentang sebuah kemapanan dari sebuah arti negara, atau berposisi sebagai kontrol sosial terhadap segala kebijakan yang diambil dan diterapkan oleh pemerintah.
Pers sendiripun sudah menjadi sebuah legenda sebagai sebuah sejarah yang kemudian melahirkan mitos, mulai dari para tokohnya dan peran serta aktivitasnya. Diakui atau pun tidak, kita pasti melihat ruang dan waktu, yang telah memberi tempat untuk berpikir dalam aktivitas kita sehari-hari.
PERS MAHASISWA

Sebelum kita melangkah terlalu jauh dalam bahasan-bahasan menarik tentang Pers secara luas, saya tertarik untuk mengambil inisiatif kata sepakat, mengerucutkan bahasan kita kali ini yaitu tentang Pers mahasiswa.
Kalau kita cerrmati, pers mahasiswa mengandung dua unsur kata yakni pers dan mahasiswa (lexical meaning). Pers berarti segala macam media komunikasi yang ada. Meliputi media Buku, majalah, koran, buletin, radio ataupun telivisi serta kantor berita. Dan, Pers itu sendiri identik dengan news (berita). Maka, tidak terlanjur salah apabila kita mengatakan bahwa NEWS berkaitan dengan North, East, West dan South, yang artinya suatu kabar atau berita dan informasi yang datangnya dari empat arah penjuru mata angin (berbagai tempat). Oleh karena itu, Pers/News harus mengandung suatu unsur publishita (tersebar luas dan terbuka), aktualita (hangat dan baru) dan periodesita (mengenal jenjang waktu contohnya : harian mingguan atau bulanan).
Mahasiswa sendiri mempunyai definisi bahwa kalangan muda yang berumur antara 19 – 28 tahun yang memang dalam usia itu manusia mengalami suatu peralihan dari remaja ke fase dewasa. Pada fase peralihan itu secara Psikologis Aristoteles mengatakan kaula muda mengalami suatu minat terhadap dirinya, minat terhadap sesuatu yang berbeda atas lingkungan dan realitas kesadaran akan dirinya. Disamping itu Mahasiswa adalah suatu kelompok elit marjinal dalam lingkungan suatu dilema. Seperti yang dikatakan oleh Frank. A . Pinner dalam salah satu ungkapannya yaitu “marginal elites, of which students are one species, are cought in a dilemma, between elitist and populist attitude. They are impelled to protect their distinctiveness and privilege while at the sime time documenting their concern for the common man and he community or policy as a whole their own position or the integrity of society appears to be threated” ).
Sosok Mahasiswa juga kental dengan nuansa kedinamisan dan sikap keilmuannya yang dalam melihat sesuatu berdasarkan kenyataan obyektif, sistematis dan rasional. Disamping itu, Mahasiswa merupakan suatu kelompok masyarakat pemuda yang mengenyam pendidikan tinggi, tata nilai kepemudaan dan disiplin ilmu yang jelas sehingga hal ini menyebabkan keberanian dalam mereleksikan kenyataan hidup di masyarakat. Dan tata nilai itulah yang juga menyebabkan radikal, kritis, dan emosional dan secara perlahan menuju suatu peradaban/kultur baru yang signifikan dengan hal-hal yang bernuansa aktif, dinamis dan senang pada perubahan. sehingga dari dasar inilah, kawan-kawan bisa melihat ciri khas mahasiswa sebagai pengelola pers mahasiswa berbeda dengan pers umum.

PERS MAHASISWA DITINJAU DARI KAJIAN HISTORIS
Jika kita percaya terhadap ‘mahluk’ yang bernama sejarah, kemudiaan kita claim sebagai gerak dialektis antara kondisi subyektif pelaku dan kondisi obyektif dimana mereka berada, kawan-kawan akan melihat dinamika Gerakan Mahasiswa sepanjang waktu tidak lepas dari pengaruh para aktivis Pers mahasiswa. Karena kita percayai disini, Pers mahasiswa adalah suatu alat perjuangan bagi kaum aktivis gerakan mahasiswa, corong kekuatan dalam menyalurkan aspirasi kritis seorang tunas bangsa, dan kita akan melihat hubungan diantara keduannya sangat erat. Supaya lebih jelasnya saya akan mecoba menemani kawan-kawan untuk mencoba melihat sejarah Pers Mahasiswa yang berada “dibelakang” kita.
Pers Mahasiswa Indonesia Jaman Kemerdekaan Jaman Kolonial Belanda (1914-1941)
Pers mahasiswa lahir se-mainstream dengan munculnya gerakan kebangkitan Nasional yang di tulangpunggungi oleh pemuda, pelajar dan mahasiswa. Pers Mahasiswa waktu itu menjadi alat untuk menyebarkan ide-ide perubahan yang menitik beratkan pada kesadaran rakyat akan pentingnya arti sebuah kemerdekaan. Dalam era ini bermunculan Hindia Putra (1908), Jong Java (1914), Oesaha pemoeda (1923) dan Soeara Indonesia Moeda (193 yang secara gigih dan konsekuen atas keberpihakannya yang jelas pada perjuangan kemerdekaan.
Dalam era ini Nugroho NotoSusanto mengungkapkan bahwa Pers Mahasiswa Indonesia sesungguhnya mulai timbul dari zaman kolonial Belanda. Akan tetapi, Pers Mahasiswa dalam kurun waktu ini dipandang kurang terdapat suatu pergerakan Pers mahasiswa yang sedikit banyak profesional. Dan baru sesudah era kemerdekaan Pers Mahasiswa memulai kiprahnya ke arah profesional.

Jaman Pendudukan Jepang

Dalam era ini, tidak terlalu banyak tercatat kemajuan berarti karena masa ini para mahasiswa dan pemuda sibuk dalam perjuangan politik untuk kemerdekaan Indonesia.
Jaman Setelah Kemerdekaan
Pada jaman ini sedikit banyak Pers Mahasiswa mengalami suatu kemajuan artinya peluang untuk membentuk lermbaga-lembaga Pers Mahasiswa semakin terbuka lebar terutama buat para Mahasiswa dan Pemuda.
Jaman Demokrasi Liberal
Dari tahun 1945-1948, belum banyak Pers Mahasiswa yang lahir secara terbuka karena para Mahasiswa dan Pemuda terlibat secara fisik dalam usaha membangun bentuk Republik Indonesia. Penulis mencatat pada era Majalah IDEA yang diterbitkan oleh PMIB yang kemudian berganti PMB pada tahun 1948. Setelah Tahun 1950 barulah Pers Mahasiswa Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat. Kemudian komunitas Pers Mahasiswa Indonesia mengalami salah satu puncaknya di era ini.
Jumlah Pers Mahasiswa meningkat secara pesat diiringi dengana segala dinamika-dinamika yang ada. Kemudian muncul suatu hasrat dari berbagai Lembaga Pers Mahasiswa untuk meningkatkan kualitasnya, baik dari sisi redaksional maupun sisi perusahaan. Dan, atas inisiatif Majalah Gama, diadakan konferensi I bagi Pers Mahasiwa Indonesia. Konferensi menghasilkan dua organisasi yaitu Ikatan Wartawan Mahasiswa Indonesia (IWMI yang ketuanya T Yacob) dan Serikat Pers Mahasiswa Indonesia (SPMI yang ketuanya adalah Nugroho Notosusanto).
Dalam era ini, opini Pers Mahasiswa dalam hal kematangannya tidak kalah dengan Pers Umum. Bahkan, era in dianggap keemasan Pers Mahasiswa Indonesia yang kemudian mengikuti Konperensi Pers Mahasiswa Asia yang diikuti oleh negara Australia, ceylon, Hongkong, India, Indonesia, Jepang, New zealand, pakistan dan Philipina. Kemudian Lembaga Pers Mahasiswa Indonesia mengadakan kerjasama dengan Student Informatin of Japan dan college editors Guild of the Philipphines (perjanjian segi tiga).
Kemudian Tanggal 16-19 Juli 1958 dilaksanakan konperensi Pers Mahasiswa ke II yang menghasilkan peleburan IWMI dan SPMI menjadi IPMI (Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia) karena anggapan perbedaan antara kegiatan perusahaan pers mahasiswa dan dan kegiatan kewartawanan sulit dibedakan dan dipisahkan.

Jaman Demokrasi Terpimpin (1959-1966)
Dalam sistem politik terpimpin ini, pemerintah melakukan kontrol ketat terhadap kehidupan Pers. Bagi media Pers yang tidak mencantuman MANIPOL USDEK dalam AD/ART (anggaran dasar dan anggaran rumah tannga) nya akan mengalami pemberangusan. Artinya Pers kala itu harus jelas menyuarakan aspirasi partai politik tertentu.
Setelah pemberlakuan peraturan Presiden Soekarno tentang MANIPOL USDEK, IPMI sebagai lembaga yang Independen mengalami krisis eksistensi karena dalam tubuh IPMI sendiri terdapat kalangan yang menginginkan tetap independen, menyuarakan aspirasi rakyat dan ada yang mengarah ke pola partisan (memihak parpol/kelompok tertentu). Akhinya pada saat itu, banyak Lembaga Pers mahasiswa yang mengalami kemunduran dan kematian, akibat pukulan politik ekonomi ataupun dinamika kebangsaan yang berkembang saaat itu.
Jaman Orde Baru
Setelah peristiwa G.30.S/PKI IPMI sebagai Lembaga Pers Mahasiswa Indonesia terlibat penuh dalam usaha pelenyapan Demokrasi Terpimpin dan akhirnya melahirkan Aliansi Segitiga (Aktivis Pers Mahasiswa, Militer dan Teknokrat) untuk menghancurkan kondisi yang membelenggu bangsa dalam Outhoritarian. Pada awal era ini, Pers Mahasiswa kembali ke lembaganya yakni IPMI. Lembaga Pers Mahasiswa se Indonesia ini beorientasi jelas memaparkan kejelekan Demokrasi Terpimpin melibatkan diri dalam kegiatan politik dengan menjadi Biro Penerangan dari KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia). Di era ini tebit harian KAMI yang terkemuka yaitu Mahasiswa Indonesia (Jabar), Mimbar Demokrasi (Bandung) dan keduanya adalah penebitan resmi IPMI.
Ternyata kehidupan Liberal yang dijanjikan oleh para “penguasa” sesudah era Demokrasi Terpimpin dirasakan ternyata hanya sementara saja. Dan format baru politik Indonesia di mulai dengan diadakan PEMILU, perlahan namun pasti Orde Baru beralih menjadi otoriter. Dengan dipengaruhi keputusan format baru perpolitikan Indonesia bahwa kegiatan politrik diatur oleh pemerintah dan ditambah kebijaksanaan bagi aktivitas dunia kemahasiswaan harus melakukan back to campus. Hal di atas itulah yang mermbuat IPMI mengalami krisis identitas. Hal ini terlihat ketika Harian KAMI, penerbitan IPMI yang ada di luar kampus terpaksa dilepas dan akhirnya menjadi Pers Umum. Hal ini dikarenakan oleh iklim perpolitikan yang dikembangkan saat itu dan ditopang oleh kebijakan pemerintah yang memaksa anggota IPMI adalah murni mahasiswa yang beraktifitas di dalam kampus. Kemudian adanya kebijaksanaan Pemerintah tentang penyerdehanaan partai Tahun 1975, dilanjutkan dengan disetujuinya keputusan pemerintah oleh sebagian anggota IPMI bahwa Pers Mahasiswa harus kembali ke kampus maka dalam Kongres III pada tahun akhirnya IPMI dipaksa untuk back to campus. Terpaksa kemunduran pun terjadi lagi dalam tubuh IPMI, perlahan-lahan Media-media pers mahasiswa yang ada di luar kampus banyak yang berguguran.
Sejalan dengan new format kondisi perpolitikan indonesia yang mengharuskan Semua Lembaga Pers Mahasiswa Indonesia harus back to campus dan kemudian direspon kembali oleh IPMI dengan mencoba berbenah diri, kemudian melakukan kongresnya yang ke IV pada bulan Maret 1976 di Medan. Dalam kongres itu, IPMI belum mampu keluar dari permasalahan hidup antara di luar atau di dalam kampus. Akhirnya, IPMI gagal dalam mencari Eksistensinya, tidak menghasilkan AD/ART baru ditambah IPMI banyak ditinggalkan oleh LPM anggota yang memang pada saat itu terlalu enjoy mengurusi urusan di dalam kampus masing-masing sehingga lupa kewajiban organisasi skala nasional yang dulu pernah dibentuk bersama..

Pada sekitar awal tahun 1978, Media Umum banyak yang di breidel sebagai cermin ketakutan penguasa waktu itu dengan institusi pers, sebagai contoh KOMPAS, SINAR HARAPAN, MERDEKA, INDONESIA TIMES dan masih banyak lagi yang lainnya. Akibatnya, “dunia” pers yang kosong diisi oleh Pers Mahasiswa Indonesia tentunya dengan pemberitaan khas sebagai cerminan Pers Mahasiswa yaitu kritis, berani dan keras. Era ini, oplah Surat Kabar Mahasiswa mencapai puncaknya. Namun, Pers Mahasiswa yang dikatakan oleh Daniel Dakidae sebagai cagar alam kebebasan pers akhirnya juga di breidel karena kekritisan dan keberanian menyuarakan kenyataan di masyatrakat. Dilanjutkan dengan kebijaksanaan NKK/BKK yang memaksa kekuatan Pers Mahasiswa untuk masuk dalam kampus, kemudian hampir semua media Pers Mahasiswa Indonesia di “matikan”. Inilah pertama kali dalam sejarah Pers Indonesia semua Pers mahasiswa Indonesia di breidel.
Selain membumihanguskan semua Lembaga pers Mahasiswa, pemerintah masih kurang terima karena masih ada IPMI yang masih bercokol dalam skala nasional. Untuk itu, pemerintah lebih mengoptimalisasi BKSPMI (Badan Kerjasama Pers Mahasiswa Indonesia) yang dibentuk 1969 sebagai tandingan IPMI. Ditambah lagi aksi penguasa yang menghabisi semua Gerakan Mahasiswa Anti Suharto yang nota bene sebagai “Underbow” IPMI Kemudian dilanjutkan peristiwa MALARI (Mala Petaka Limabelas Januari) yang sangat tragis pada tahun 1974 dan diberlakukannya NKK/BKK yang mengurung ruang gerak Aktivis Pers Mahasiswa dalam kampus pada Tahun 1978. Dengan kenyataan diatas Pers Mahasiswa (IPMI) menjadi tidak bebas merefleksikan secara tuntas kenyataan hidup dalam masyarakat kemudian menginjak padam pada menjelang pertengahan Tahun 1982.
Era 90-an
Menelusuri akar pertumbuhan dan perkembangan gerakan pers mahasiswa di Indonesia terutama kebangkitannya di era 90-an, telah banyak catatan-catatan penting yang ditinggalkan, yang selama ini perlu dikumpulkan kembali dari tempatnya yang “tersembunyi” dan barangkali belum pernah kita tengok kembali, yang memungkinkan dari catatan tersebut tersirat sebuah semangat tentang perjuangan meraih tujuan bersama, yang pernah didengungkan dalam masa-masa.
Kemunculan Perhimpunan Penerbit Mahasiswa Indonesia (PPMI) pada dekade 90-an ini di tahun 1992-1993 (1995 pada kongres II-nya, istilah penerbitan digantikan pers), mempunyai makna historis tersendiri dalam upaya pembentukan jaringan gerakan pers mahasiswa di Indonesia. Walau tak dapat dipungkiri, peran dan transformasi format gerakan pers mahasiswa selama berjalannya kinerja organisasi ini seringkali dirasakan menemui kendala dan tantangan yang tidak ringan untuk dihadapi. Selain persoalan secara geografis, dan persoalan dimensi politis berhadapan dengan penguasa (baik birokrasi kampus atau negara), Terlebih pula persoalan terputusnya transformasi visi dan misi PPMI dari generasi sebelumnya, juga secara de facto keberadaan PPMI masih sering dipertanyakan oleh beberapa lembaga Pers Mahasiswa di Indonesia. Dalam lembaran-lembaran catatan kali ini, penulis ingin mencoba menyajikan suatu kerangka awal dalam upaya merekontruksikan kembali keberadaan Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia secara kronologis kelahiran dan pertumbuhannya dalam kontalasi gerakan pers mahasiswa di Indonesia.
Bukan Romantisme Belaka
Paska peristiwa MALARI (malapetaka lima belas januari 1974) bisa dikatakan pemerintah mulai melakukan pendekatn represif terhadap setiap aktivitas kritis kampus. Pada kelembagaan mahasiswa, melalui NKK-BKK terjadi strukturisasi. kondisi demikian menyulut aksi-aksi protes mahasiswa sepanjang tahun 1974 – 1978, yang diantaranya juga dilakukan oleh Dewan Mahasiswa. Melalui berbagai pamlet-pamlet, ataupun media mahasiswa yang diterbitkan oleh dema saat itu, kecaman-kecaman, kritik, kontrol terhadap setiap kebijakkan pembangunan di awal orde baru mulai dilancarkan. Namun lewat kebijakkan berikutnya, penguasa orde baru dengan aliansi militer dan sipilnya telah sedemikian rupa contohnya melalui surat yang diturunkan oleh Pangkopkamtib ketika itu (1978), Dema sebagai salah satu kekuatan lembaga mahasiswa saat itu kemudian dibubarkan, menyusul kemudian de-ormasisasi kelembagaan mahasiswa baik ditingkat intra kampus maupu ekstra kampus melalui KNPI-nya, maka praktis aktivitas mahasiswa dibugkam satu-persatu.
Dan di sisi lain pers mahasiswa yang telah lama juga menjadi salah satu alat perjuangan mahasiswa meneriakkan aspirasi dan memainkan peran kontrol sosialnya juga dibungkam. IPMI ( Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia, berdiri tahun 1955) yang menjadi satu-satunya wadah nasional pers mahasiswa Indonesia dan sempat menjadi salahsatu motor gerakan mahasiswa juga secara perlahan mulai dimatikan. Hingga eksistensi organisasi ini akhirnya mulai padam menjelang pertengahan tahun 1982. Praktis beberapa elemen kekuatan mahasiswa yang diantaranya termasuk pers mahasiswa mengalami kelesuan dan kemandegan.
Di awal era menjelang tahun 90-an, munculnya kelompok studi dan forum -forum diskusi mahasiswa ataupun lembaga swadaya kemasyarakatan (LSM) baik yang didirikan oleh para aktivis mahasiswa ataupun pemuda yang prihatin terhadap kondisi lingkungan, mulai menjamur di berbagai daerah - sebagai sebuah solusi terhadap kebekuan aktivitas kritis kampus ataupun aktivitas peduli lainya. Mahasiswa mulai mendefinsikan kembali peranannya untuk menghayati setiap persoalan-persoalan kemasyarakatan dan fenomena politik yang terus berkembang seiring dengan menguatnya konsolidasi orde baru.
Demikian pula yang terjadi dalam aktivitas pers mahasiswa. Aktivitas-aktivitas penerbitan dan beberapa forum pelatihan dan pendidikan jurnalistik di tahun 1986-1989 mulai marak diadakan oleh beberapa perguruan tinggi dalam rangka menghidupkan kembali dinamika intelektual kampus. Dari sekian forum-forum pelatihan jurnalistik mahasiswa tersebut, tersirat tentang sebuah keinginan akan sebuah wadah bagi tempat sharing (tukar-menukar pengalaman) para pegiat pers mahasiswa dalam rangka untuk meningkatan mutu penerbitan mahasiswa sendiri ataupun untuk menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi oleh pers mahasiswa. Maka mulai tahun 1986, forum-forum pertemuan para pegiat/aktivis pers mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi mulai marak terjadi. Tak pelak lagi gelombang aspirasi dan akumulasi persoalan yang digagas oleh para aktivis pers mahasiswa mulai muncul dan mewarnai berbaai forum pertemuan aktivis pers mahasiswa.
Namun ada beberapa hal yang terpenting dari berbagai forum pers mahasiswa tersebut, yang sekiranya dari penelusuran data-data di bawah ini dapat menjadi catatan sebagai sebuah refleksi dan pemahaman lebih lanjut. Tetapi hal ini bukan sekedar ” romantisme belaka” yang hendak kita capai dalam penelusuran sacara historis fase-fase perkembangannya. Peranan pers mahasiswa dalam kancah pembaharuan bidang politik tentunya mempunyai dimensi sosial tersendiri. Yang terkadang terlupakan dalam arah sejarah negeri ini. Guratan visi dan misinya yang mengandung penegasan sikap mahasiswa sebagai salah satu elemen masyarakat di negeri ini, yang secara sosial terdidik dalam lingkungan intelektual kampus, yang diharapkan mampu peka terhadap perkembangan sosial di tubuh masyarakat dan negara. Dan melalui pers mahasiswa, sebagai salah satu media perjuangan mahasiswa menyampaikan suara dan nuraninya, kepekaan sosial mampu ditumbuhkan dan simultan dengan fenomena yang terjadi di negeri ini.
Di awal bagian pengantar disebutkan bahwa mulai tahun 1980- 90an, aktivitas - aktivitas mahasiswa mulai marak dengann ditandai munculnya berbagai kelompok Studi, lembaga swadaya masyarakat ataupun aktivitas-aktivitas lainnya. Begitupun yang terjadi dalam perkembangan pers mahasiswa di tanah air. Maraknya penerbitan mahasiswa mulai muncul di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Semenjak kebekuan IPMI (Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia) di tahun 1982, praktis aktivitas penerbitan mahasiswa tidak banyak muncul. Namun kegiatan-kegiatn off print seperti halnya pelatihan dan pendidikan jurnalistik mahasiswa ataupun diskusi masih bisa dilakukan oleh beberapa perguruan tinggi. Momentumnya adalah menjelang tahun 1986 aktivitas-aktivitas ini mulai marak dilakukan dengan skala yang lebih luas, mempertemukan pegiat-pegiat pers mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Sebagai sebuah akumulasi persoalan-persoalan yang dibahas dan dipecahkan oleh para pegiat pers mahasiswa yang sering bertemu dalam forum-forum tersebut, tercetus keinginan untuk kembali mengkonsolidasikan potensi kekuatan pers mahasiswa di berbagai daerah dalam mendorong bangkitnya aktivitas pers mahasiswa, serta mendefinisikan dan mengaskn kembali peranan yang harus dipegang pers mahasiswa dalam menghayati persoalan-persoalan yang dihadapi kontekstual dengan fenomena sosial yang berkembang.
Dari berbagai sumber yang sempat dilansir dan disarikan dari beberapa media mahasiswa, tersirat keinginan dari sekian pegiat pers mahasiswa saat itu tentang terbentuknya sebuah wadah di tingkat nasional yang diharapkan dapat menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi pers mahasiswa. Secara kronologis fase-fase konsolidasi pers mahasiswa Indonesia dalam rangka menggalang komitmen dan mendorong upaya jaringan komunikasi dann sosialisasi pers mahasiswa bisa dicermati dari tulisan di bawah ini :
Dari Pers Mahasiswa Menuju PPMI
Setelah “Vacum” akibat pembredelan sebagai buntut peristiwa Malari, 15 Januari 1974 dan strukturisasi kelembagaan mahasiswa di bergbagi perguruan tinggi melalui NKK/BKK. Pers mahasiswa (persma) pasca 1980-an kembali. Ditandai dengan terbitnya berbagai media mahasiswa misalnya, Balairung - UGM - 1985, Solidaritas Universitas Nasional Jakarta - 1986, Sketsa Universitas Jenderal Soedirman 1988, Pendapa Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa 1988, Akademika Universitas Udayana 1983- dan lain-lainya, usaha-usah unutk menata kembali jaringan komunikasi dann penggalangan komitmenn pers mahasiswa mulai dirintis.
Usaha-usaha itu meliputi :
Pendidikan Pers Mahasiswa Se Indonesia : tanggal 27 - 29 Agustus 1987 diselenggarakan oleh majalah Balairung, tercetus ide untuk kembali mewujudkan wadah pers mahasiswa. Juga terbentuk poros Yogya - Jakarta sebagai koordinator menuju kongres yang dimandatkan kepada Rizal Pahlevi Nasution (Universitas Moestopa) Abdulhamid Dipopramono (UGM)
Pertemuan dengan mantan aktivis IPMI/Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia (Diantaranya Adi Sasono, Makmur Makka, Wikrama Abidin, Ina Mariani, Masmiar Mangiang, Razak Manan) tanggal 19-22 September 1987 di Jakarta. Hasil dari pertemuann ini dibentuk panitia ad-hoc konsolidasi pers mahasiswa yang terdiri dari : Rizal Pahlevi Nasution, Imran Zein Rollas, M.Imam Aziz, dan Abdulhamid Dipopramono. Disepakati untuk melakukan sosialisasi ide kelembagaan pers mahasiswa tingkat nasional.
Sarasehan Pengelola Pers Mahasiswa Indonesia di Kaliurang - Yogyakarta tanggal 11 - 13 Oktober 1987 oleh lembaga pers mahasiswa Universitas Nasional.
Pekan Orientasi Jurnalistik Mahasiswa Nasional II di Jakarta, tanggal 17 - 27 Oktober 1988 oleh lembaga pers mahasiswa Universitas Nasional
Sarasehan Pers Mahasiswa Nasional di Bandar Lampung tanggal 26 - 27 Maret 1987 diselenggarakan oleh SKM Teknokra Universitas Lampung.
Orientasi Pendidikan Jurnalistik Mahasiswa di Jakarta tanggal 21 - 28 Mei 1988 oleh Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Sarasehan Aktivis Pers Mahasiswa IAIN se-Indonesia di Yogyakarta tanggal 11 - 12 April 1988 oleh IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Puwokerto Informal Meeting di Purwokerto, tanggal 6 - 7 Agustus 1988 oleh SKM Sketsa Universitas Jenderal Soedirman.
Pertemuan dengan pimpinan IPMI pusat di Jakarta, 10 Agustus 1988 oleh tim kerja persiapan kongres.
Latihan Ketrampilan Pers Mahasiswa tingkat Pembina se-Indonesia di Yogyakarta, tanggal 28 Agustus - 1 September 1988.
Panel diskusi Sarasehan Pers Mahasiswa Indonesia di Purwokerto, 19 - 22 September 1988 di Universitas Jenderal Soedirman (disebut : Pra kongres IPMI VI). Hasil penting dari sarasehan ini berupa DEKLARASI BATU RADEN, yang diantaranya ditandatangani oleh 18 wakil aktivis pers mahasiswa kota yang hadir. Deklarasi berbunyi : ” Sadar bahwa demokrasi, keadilan dan kebenaran yang hakiki merupakan cita-cita bangsa Indonesia yang harus selalu diupayakan secara berkesinambungan oleh seluruh komponennya yang bertanggungjawab dan sebagai salah satu komponennya bertanggungjawab dan memperjuangkan cita-cita tersebut secara kritis, konstruktif dan independen. Dengan didorong semangat kebersamaan, dann disorong oleh keinginan luhur untuk melestarikan dan mengembangkan pers mahasiswa di Indonesia, maka seluruh aktivis pers mahasiswa menyatakan perlu dihidupkannya kembali wadah nasioal yang bernama Ikatan Pers Mahasiswa Idonesia (IPMI)”.
Juga disepakati untuk menyelenggarakan Kongres IPMI ke VI di Bandar Lampung tanggal 15 - 18 Februari 1989.
Kongres IPMI ke VI di Bandar Lampung, 15 - 18 Rebruari 1989. Kegiatan ini gagal karena:
Pertama, legalitas pelaksanaan Kongres tidak turun.
Kedua, kondisi daerah Bandar Lampung muncul peristiwa GPK Warsidi. Ketiga, terdapat perbedaan persepsi tentang persma di kalangan aktivis persm
Traianing Pers Mahasiswa se-Indonesia di Kaliuranng, 6 - 10 Januari 1990 oleh Majalah Himmah Universitas Islam Indonesia Yogykarta.
Balairung kembali mengadakan Pendidikan dan Latihan Jurnnalistik Tinngkat Lanjut di UGM, 24 - 29 September 1990.
Selama tahun 1990, juga dilaksanakan Temu Aktivis Persma di Pabelan - UMS dan Universitas Jember.
Pendidikan Jurnalistik Mahasiswa Tingkat Pembina dan Temu Aktivis Penerbitan Mahasiswa,
tanggal 3 - 9 Februari 1991 oleh Balairung UGM. Kegiatan ini menghasilkann keputusan :
Menerima tanpa catatan semua hasil rumusan komisi I dan II Temu Aktivis Persma Se- Indonesia.
Pembentukan Panitia Ad Hoc yang bertugas mempersiapkan forum pertemuan berikutnya sebagai tindak lanjut butir I Panitia Ad Hoc secara otomatis menjadi Steering Comitee (SC).
Panitia Ad Hoc (SC) Pra-Kongres Terdiri atas : Koordinator: Tri Suparyanto, Pendapa - Tamansiswa Sarjanawiyata (Delegasi DIY) Wakil: Okky Satrio, Komentar - Univ. Mustopo (Delegasi DKI Jakarta) Anggota: Zainul Aryadi, Kreatif - IKIP Medan (Delegasi DI Aceh, Sumut, Riau, Sumbar), Ariansyah, Teknokra Univ. Lampung ( Delegasi Lampung, Jambi, Sumsel, dan Bengkulu), Tugas Supriyanto, Isola Pos IKIP Bandung (Delegasi Jawa Barat), Adi Nugroho, Manunggal Univ. Diponegoro (Delegasi Jawa Tengah), Heyder Affan Akkaf - Mimbar Univ. Brawijaya (Delegasi Jawa Timur), I Gusti Putu Artha, Akademika - Univ. Udayana Bali (Delegasi Bali, NTB, NTT, dan Timor-Timur), Mulawarman, Identitas - Univ. Hasanudin (Delegasi Sulsel, Sulteng, Sultra, Sulut) Alimun Hakim,Kinday - Univ. Lambung Mangkurat (Delegasi Kalteng, Kaltim), RH. Siahainena, Unpati Univ. Patimura (Delegasi Maluku dan Irian Jaya).
Hasil rapat terbatas SC/Panitia Ad Hoc menetapkan IKIP Bandung Penyelenggara Pra Kongres, dan sebagai alternatif kedua Universitas Udayanna - Denpasar Bali.
Rapat Konsolidasi terbatas Steering Comitee di IKIP Bandung tanggal 22 Maret 1991. Hasil, Pra Kongres Persma se Indonnesia diselenggarakan di IKIP Bandung
Sarasehan Penerbitan Mahasiswa Indonesia di IKIP Bandung, 8 - 10 Juli 1991, dibatalkan setelah peserta tibadi Bandung, pembatalan dilakukan oleh Dirjen Dikti. Tetapi pertemuan sempat berjalan dan menghasilkan beberapa keputusan yang sampai ditingkat komisi:
Komisi I : menghasilkan rancangan Anggaran Dasar dan Anggarann Rumah Tangga Perhimpunan Penerbit Pers mahasiswa Indonesia.
Komisi II : Membahas tentang Program Kerja.
Komisi III : Memutuskan tanggapan terhadap Surat Dirmawa nomor: 574/D5.5/U/1991.
Latihan Ketrampilan Penerbitan kampus Mahasiswa Tingkat Pembina Se- Indonesia tahun 1991 di Bandar Lampung, Univ. lampung, 19 - 23 November 1991. Hasil yang penting: Mendesak SC yang terbentuk di Wanagama untuk melaksanakan pertemuann bagi terbentuknya wadah penerbitann kampus mahasiswa sesegera mungkin. Jika tuntutan tidak dipenuhi maka, Pertama, SC harus mempertanggungjawabkan tugas yang telah dimandatkan kepada seluruh aktivis penerbitan kampus se- Indonesia. Kedua, SC harus menyerahkan mandat yang ada kepada aktivis penerbitan kampus se- Indonesia.
Sarasehan Penerbitan Mahasiswa Indonesia di Universitas Gajayana Malang tanggal 20 Desember 1991. Hasilnya di antaranya, rancangan program kerja PPMI. Selama 10 bulan SC terus mengadakan konsolidasi dan sosialisasi serta usaha-usaha pertemuan tingkat nasional. Muncul kemudian beberapa forum komunikasi, di antaranya PPMY (perhimpunan Penerbit Mahasiswa Yogyakarta), FKPMM (Forum Komunikasi Penerbit Mahasiswa Malang), dan Ujung Pandang juga terbentuk.
Setelah melewati proses panjang dan lewat negosiasi dann perjalanan keliling Jawa oleh pegiat persma Malang, akhirnya dapat diselenggarakan Lokakarya Penerbitan Mahasiswa Se-Indonesia di Malang. Sehari sebelumnya, 14 Oktober 1992 diselenggarakan Pertemuan Steering Comitee di Malang. Hasilnya :
Menyepakati dan menyetujui dibentuk wadah tingkat nasional bernama PPMI.
Kongres I akan diselenggarakan di kota-kota dengan alternatif Palu, Semarang, Yogyakarta Mataram, Denpasar, Banjarmasin.
Hasil-hasil Lokakarya Penerbitan Mahasiswa Se-Indonesia segera dilaporkan secepat mungkin untuk kelancaran Kongres.
Panitia Lokakarya, SC Nasional, dan Panitia Kongres segera mengadakan konsolidasi dan mengkoordinasi lembaga penerbitan mahasiswa serta pihak-pihak terkait untuk melaksanakan Kongres I.
Hasil-hasil Lokakarya Penerbitan Mahasiswa Se-Indonesia:
1. Menyepakati terbentuknya wadah tingkat nasional yang bernama “Perhimpunan Penerbit Mahasiswa Indonesia” yang disingkat PPMI tanggal 15 Oktber 1992 Pukul 16.29 WIB yang disahkan pada sidang pleno 17 Oktober 1992.
Menerima hasil rumusan Sidang Komisi I LPMI (Lokakarya Penerbit Mahasiswa Indonesia yang membahas AD/ART PPMI.
Menerima hasil rumusan Sidang Komisi II LPMI yang membahas Program Kerja PPMI.
Menerima hasil sidang komisi III yang membahas Kurikulum Pendidikan dan latihan (Diklat)Jurnalistik Mahasiswa.
Menerima hasil-hasil sidang komisi IV membahas tempat pertemuan lanjutan PPMI. Kota yang dijadikan tempat penyelenggaraan pertemuan dean berdasarkan prioritas adalah :
Denpasar - Bali
Semarang - Jawa Tengah
Banjarmasin - Kalimantan Selatan
Yogyakarta - DIY
Palu - Sulawesi Tengah
Jakarta DKI Jakarta
Dili - Tomor-Timur
Kongres I yang sekiranya akan diselenggarakan pada bulan April - Mei 1993, maka untuk mempersiapkan Kongres tersebut dibentuk Panitia Ad Hoc yang bertindak sebagai SC Kongres I, yakni:
Koordinator : Tri Suparyanto/Pendapa - Univ. Sarjanawiyata Tamanansiswa
(Delegasi Daerah Istimewa Yogyakarta),
Anggota :
Tugas Suparyanto/Isola Pos - IKIP Bandung (Delegasi Jabar)
Arief Adi Kuswardono/Manunggal - Undip (Delegasi Jateng) —- TEMPO
Wignyo Adiyoso/Ketawang Gede - UNIBRAW (Delegasi Jatim) —- BAPPENAS
Okky satrio/Komentas - Univ. Mustopo (Delegasi Jakarta),
Aldrin Jaya Hirpathano/Teknokra -UNILA (Delegasi Sumbagsel),
I Wayan Ananta Widjaya/Akademika - UNUD (Delegasi Bali, NTT,NTB, TIMTIM), BALI POST
M. Ridha Saleh/Format - Univ. Tadulako (Delegasi Sulawesi),
Alimun Hakim/Kinday - Univ. Lambung Mangkurat (delegasi kalimantan),
Yon Soukotta/Unpati Univ. Patimuraa (Delegasi Maluku dan Irian Jaya).
Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan Kongres I untuk menentukan derap langkah Perhimpunan Penerbit Mahasiswa Indonesia.
II. Menuju Perhimpunan Penerbit Mahasiswa Indonesia
Lokakarya Penerbitan Mahasiswa Se- Indonesia di Malang telah menorehkan pena emas bagi perjalanan ke depan aktivitas pers mahasiswa di Indonesia. Terutama telah disepakatinya sebuah organ baru - wadah pers mahasiswa Indonesia yaitu Perhimpunan Penerbit Mahasiswa Indonesia (PPMI). Sebuah wadah alternatif dan bukan satu-satunya wadah pers mahasiswa di Indonesia, diharapkan mampu mengakomodir dan menyikapi setiap persoalan dan perkembangan yang menyangkut kehidupan pers mahasiswa dann masyarakat pada umumnya. Sebuah sandaran bagi pemupukan arah gerakan pers mahasiswa yang juga diharapkan mampu merespon fenomena sosial politik yang berkembang serta menegaskan sikap sebagai bagian dari elemen gerakan mahasiswa pada umumnya. Beberapa pandangan dan harapan ditumpukan pada organisasi ini untuk memperteguh visi dan misi gerakan pers mahasiswa di Indonesia.
Perkembangan yang terjadi di era 80-an hingga 90-an, ditandai dengan maraknya kemunculan penerbitan mahasiswa di berbagai perguruan tinggi. Hal ini seiring dengan laju perkembangan sosial kontemporer pada dimensi masyarakat di Indonesia. Namun di antara kemajuan tersebut ternyata di sisi-sisi lain nampak terdapat kehidupan yang memprihatinkan. Banyak kesenjangan yang terjadi di tubuh masyarakat. Pengaruh strukturalisasi yang represif orde baru dengan ideologi pembangunannya diberbagai bidang telah menciptakan sebagian besar masyarakat yang tidak perduli terhadap perkembangan sosialnya. Sementara itu penguasa orde baru dengan kekuatan militeristiknya semakin kokoh melakukan konsolidasi kekuasaanya. Mahasiswa sebagai salah satu tumpuan harapan bangsa yang terdidik dalam nuansa inteletual kampus dan mempunyai potensi kritis dan diharapkan mampu berpikir obyektif intelektual hendaklah peka dalam merespon segala ketimpangan-ketimpangan yang terjadi pada masyarakat, serta menyikapi berbagai kebijakkan negara yang telah membuat berbagai kesenjangann yang terjadi. Tatanan demokratis harus ditegakkan dan diupayakan melalui transformasi sosial yang sinergis dengan wacana demokratisasi berkehidupan.
Dalam tujuan pendirian PPMI, dua tekanan yang hendak dicapai adalah :
Pertama, Mewujudkan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia seperti yang dimaksud dalam pembukaan UUD 1945.
Kedua, Membina daya upaya perhimpunan untuk turut mengarahkan pandangan umum di kalangan mahasiswa dengan berorientasi kemasyarakatan, dan bertanggungjawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Pers Mahasiswa bukanlah sama dengan pers umum yang mencover berita-berita yang bersifat informatif saja, namun pers mahasiswa diharapkan mampu mengkaji permasalahan sosial yang diberitakan dengan analisis keilmuan dan kemasyarakatan secara kritis akademis serta obyektif. Pers Mahasiswa harus berani memberitakan fakta yang benar dan jujur kepada masyarakat dengan tidak meninggalkan kandungan nilai-nilai humanitas yang harus tetap dipegangnya. Beberapa pandangan dari para perintis PPMI menginginkan bahwa PPMI diharapkan mampu mendorong tercapainya pers mahasiswa yang simultan dengann fungsi mahasiswa (sebagai intelektual yang kritis, obyektif, terbuka dan etis. Kemudian untuk mensosialisasikan format gerakan dalam perhimpunan ini, PPMI dalam kinerjanya hendaknya terus menerus melakukan konsolidasi ke tiap-tiap penerbitan pers mahasiswa diberbagai daerah. Hal ini tentunya memerlukan waktu dan tenaga yang panjang dan merupakan tantangan yang tidak ringan untuk diselesaikan PPMI dalam waktu singkat dan membutuhkan partisipasi dari pegiat PPMI dalam mengupayakannya.
KONGRES PERHIMPUNAN PENERBIT MAHASISWA INDONESIA (PPMI) I
Tak pelak sudah, fase-fase yang berliku telah dilalui, konsolidasi, sosialisasi, perdebatan dan perumusan berbagai format kelembagaan pers mahasiswa akhirnya telah sampai pada titik kulminasi - pertemuan aktisvis pers mahasiswa pers mahasiswa akhirnya telah berhasil membuahkan suatu tekat untuk berjuang bersama dalam satu integralitas gerakan yang membuahkan deklarasi Kaliurang dan terbentuknya kepengurusan Perhimpunan Penerbit Mahasiswa Indonesia pada kongres I PPMI - September 1993. Rommy Fibri dari Universitas Gajah Mada akhirnya terpilih menjadi Sekretaris Jenderal PPMII (yang pertama) untuk mengemban amanat sosialisasi organisasi lebih lanjut. Sebuah perjalanan ke depan yang tentunya akan menghadapi sekian persoalan yang tidak ringan untuk diselesaikan. Fenomena politik yang tidak menentu, banyaknya pembrdelan terhadap pers Indonesia, tak terkecuali pers mahasiswa, menjadi agenda yang senantiasa harus direspon PPMI untuk melakukan advokasinya. Selain itu PPMI sebagai wadah alternatif pers mahasiswa diharapkan mampu memberikan dorongan terhadap pertumbuhan beberapa pers kampus mahasiswa di berbagai wilayah yang belum tersentuh sosialisasi PPMI.
Tercatat beberapa nama presidium/ Mediator PPMI yang diberikan amanah untuk mengemban tugas menorehkan sejarah dan melakukan sosialisasi PPMi ke berbagai wilayah di antaranya :
Presidium / Mediator Perhimpunan Pers Mahasiswa (PPMI)
Periode I 1993 - 1995
Sekretaris Jenderal : Romy Fibri ( Dentisia - FKG UGM)
Mediator DKI Jakarta : E.S - Tyas A.Zain
Mediator Jawa Barat : Andreas ” Item ” Ambar
Presidium Jawa Tengah : Hasan Aoni Aziz (SKM Amanat IAIN Wali Songo Semarang)
Mediator Kalimantan Barat : Nur Iskandar (Mimbar Untan - Universitas Tanjung Pura)
Presidium Jawa Timur : Asep Wahyu SP (UAPKM - MM. Ketawang Gede - UAPKM UNIBRAW Malang)
Presidium Wilayah Bali : I Gede Budana (PKM AKADEMIKA UNUD Bali)
Mediator Sulawesi, Maluku
dan Indonesia Timur : M. Hasyim
Presidium Perhimpunan Pers Mahasiswa (PPMI)
Periode II 1995 - 1997
Sekretaris Jenderal : Dwidjo Utomo Maksum (UKPKM-Tegalboto Universitas Jember)
Presidium Lampung : Mohammad Ridwan
Presidium Jawa Timur : Ahmad Amrullah (LPM - Ecpose FE -UNEJ)
Presidium Bali : I Made Sarjana (PKM Akademika UNUD)
Presidium Sulawesi Selatan : Arqam Azikin - Universitas Hassanudin
Presidium Sulawesi Tengah : Mohammad Iqbal (Universitas Tadulako)
Presid. Sulawesi Tenggara : Muhrim Bay
Presidium Yogyakarta : Anton Yuliandri ( Himmah UII) —–
Mediator Jawa Tengah :Nana Rukmana (UniversitasJenderal Soedirman - Purwokerto)
Mediator Jawa Barat : Dewan Kota Bandung
Mediator Kalimantan Barat : Syafarudin Usman
Presidium / Mediator Perhimpunan Pers Mahasiswa (PPMI)
Periode III 1997 - 1998
Sekretaris Jenderal : Eka SatiaLaksmana (Tabloid Jumpa - UPM Universitas Pasundan- Bandung)
Mediator Jawa Timur : Dwi Muntaha (UKMP - Civitas UNMER - Malang)
Mediator Yogyakarta : Ade (GEMA Intan )
Presidium Sumatra Selatan : Komariah (IAIN Raden Patah - Palembang)
Presidium Sulawesi Selatan : Suparno (Catatan Kaki - Univ. Hasanuddin Ujungpandang)
Presidium / Mediator Perhimpunan Pers Mahasiswa (PPMI)
Periode IV 1998 - 2000
Sekretaris Jenderal : Edie Soetopo ( Ekspresi - BPKM IKIP Yogyakarta)
Presidium Jawa Timur : M. Abdul Kholik (Arrisalah - IAIN Sunan Ampel Surabaya)
Presidium Nasional Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia(PPMI)
Periode V
Koordinator : Saiful Muslim ( KKM Media Universitas Mataram)
PresiNas Jatim : Agus Susantoro (UKPKM - Tegalboto Universitas Jember)
PresNas JaTeng + DIY : Noer Mustari (Pabelan Pos - Univ. Muhammadiyah Solo)
PresNas Jawa Barat + DKI : Agutine Melanie ( UPM Isola Pos - UPI Bandung)
PresNas Palembang +sekitarnya : Adi Helmy Nando
PresNas Aceh : Darmadi ( IAIN Araniri Aceh )
Presnas Mataran +Bali : Saiful Muslim (KKMmedia Universitas Mataram)
Staff Nasional PPMI : Iwan Kurniawan ( LPM Wahana Care taker PPMY), Indra Ramos (LPM HIMMAH,Supatno (Pabelan Pos), M.Jaelani (LPM HIMMAH UII).
Belajar dari sejarah, belajar dari masa lalu merupakan suatu hal yang sangat bermanfaat untuk merumuskan sesuatu yang baru. Tiap jaman mempunyai realitas yang berbeda. Untuk itu, kita harus selalu mencoba untuk melakukan evaluasi dari segala sesuatu yang pernah terjadi buat pers Mahasiswa masa lalu dan mencoba melontarkan beberapa gagasan sehingga akhirnya pers mahasiswa Indonesia kini dan akan datang dapat merumuskan sesuatu yang baru berdasarkan realitas yang bekembang dan hidup dengan maksud menatap suatu masa depan.
Harapan terhadap PPMI yakni Pers Mahasiswa kini harus hidup di dunia BERPIKIR kita sebagai aktivis pers mahasiswa indonesia sesuai dsengan potensi intelektual masing-masing. Dunia berpikir dan dunia intelektual bukanlah bentuk menara gading, asalkan selalu kondusif dengan situasi masyarakat dan setia pada penderitaan rakyat, negara dan semesta manusia. Semoga Kita tidak bosan untuk selalu mencoba mengasah PPMI dengan pemikiran melalui pendekatan-pendekatan kritis dan futuristik. Dan bila kita memiliki ilmu dan teknologi, maka kitalah yang memiliki masa.
Dan, senantiasa Pers mahasiswa mampu memfungsikan secara arif konsepsi “Critism of what exist” yang memang terlanjur akrab dalam lingkungan intelektual kita. Semoga Pers Mahasiswa indonesia menjadi wahana polaritas, dimana kesatuan ataupun keanekaragaman dianggap sebagai kutub-kutub dari esensi yang sama, yang harus ada secara bersama.
VIVA PERS MAHASISWA ………
“Pecahan jambangan dan cinta yang menyatukan keping-kepingnya adalah lebih kuat dari cinta yang menerima begitu saja keadaanya. Ketika benda itu masih merupakan keseluruhan perekat yang menyatakan keping-keping itu adalah segel dari bentuk aslinya”.
(Derek Walcott penerima nobel kesusastraan 1993)
Created by Agus Gussan Susantoro
(Presidium Nasional PPMI periode 2000-2001 dari wilayah Jawa Timur)
sumber : internet

Klik disini untuk melanjutkan »»

Senin, 04 Agustus 2008

APRESIASI JURNALIS JAKARTA 2008

. Senin, 04 Agustus 2008
0 komentar



Ihwal Penghargaan
Apresiasi Jurnalis Jakarta merupakan suatu penghargaan yang diberikan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta kepada jurnalis-jurnalis muda di Jakarta yang menunjukkan dedikasi dan konsistensi yang tinggi terhadap profesinya, melalui karya-karya jurnalistik yang berkualitas –diutamakan yang menggunakan teknik investigasi– dan menimbulkan pengaruh cukup luas di kalangan masyarakat.
Apresiasi Jurnalis Jakarta diberikan setiap tahun mulai tahun 2002, dan diumumkan bersamaan dengan peringatan Hari Ulang Tahun AJI setiap Agustus. Penganugerahan penghargaan ini digagas sebagai upaya untuk ikut merangsang munculnya karya-karya jurnalistik yang berbobot dari para jurnalis muda di Jakarta.
Apresiasi Jurnalis Jakarta tahun lalu dianugerahkan kepada tiga jurnalis dari tiga media berbeda. Edwin Nazir dari Astro TV dengan karya “Jika Kekerasan Menjadi Pilihan” (23 Juni 2007), Rebecca Henschke dari kantor berita radio 68H dengan dua serial, “Indonesia smokes out the lungs of the world” dan “Bio-diesel fuels conflict in Central Kalimantan”, dan Arif Adi Kuswardono dari majalah Tempo dengan lima serial (21 Januari hingga 25 Maret 2007) tentang upaya Kejaksaan Agung menarik uang Tommy Soeharto dari BNP Paribas Guernsey.
Untuk tahun ini, Apresiasi Jurnalis Jakarta dibagi atas empat kategori:
1. KATEGORI MEDIA CETAK DAN ONLINE; diberikan kepada jurnalis yang bekerja dan menghasilkan karya jurnalistik di media cetak dan online, atas karya-karya berpengaruh mengenai persoalan-persoalan atau isu yang bersifat lokal, nasional maupun internasional.
2. KATEGORI MEDIA RADIO; diberikan kepada jurnalis yang bekerja dan menghasilkan karya jurnalistik di radio, atas karya-karya berpengaruh mengenai persoalan-persoalan atau isu yang bersifat lokal, nasional maupun internasional.
3. KATEGORI MEDIA TELEVISI; diberikan kepada jurnalis yang bekerja dan menghasilkan karya jurnalistik berupa film dokumenter di televisi, atas karya-karya berpengaruh mengenai persoalan-persoalan atau isu yang bersifat lokal, nasional maupun internasional.
4. KATEGORI FOTO; diberikan kepada jurnalis foto yang bekerja dan menghasilkan karya foto yang baik, atas karya-karya berpengaruh terhadap persoalan-persoalan lokal, nasional, maupun internasional.
Siapa saja yang Bisa Mendaftar?
Kompetisi ini terbuka untuk untuk setiap jurnalis cetak/online, radio dan televisi, baik anggota AJI Jakarta maupun bukan, yang melakukan reportase dan tugas jurnalistik sehari-harinya di wilayah Jakarta Raya (Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, Bekasi). Setiap karya harus pernah dipublikasikan atau disiarkan antara September 2007 sampai Juli 2008.
Bagaimana caranya mendaftar?
Isilah formulir pendaftaran yang ada bersama pengumuman ini. Kirimkan formulir pendaftaran dan copy karya yang dikompetisikan via pos atau e-mail ke alamat AJI Jakarta. Bacalah aturan soal kompetisi ini sejelas-jelasnya. Batas waktu pengiriman adalah 26 Juli 2008. Tidak ada pungutan biaya apapun.
Untuk karya di media cetak, peserta harus mengirim copy asli kliping karyanya yang sudah dimuat. Untuk media online, peserta harus mengirim karyanya berupa print out berita yang dimaksud yang di-copy langsung dari situs beritanya. Atau bisa juga mengirimkannya dalam bentuk CD. Tulisan yang dikirim harus masih dalam format HTML, plus dilengkapi alamat situs yang memuat karya itu dan URL-nya. Seorang redaktur media online yang bersangkutan juga diminta membuat pernyataan bahwa karya yang dikirimkan memang pernah dimuat di media itu.
Untuk karya di media radio, peserta harus mengirim karyanya dalam bentuk CD (format digital audio MP3 atau WAV ), salinan skrip, dan bukti siar-nya. Sedang untuk karya di media televisi, peserta harus mengirimkan karyanya dalam bentuk VCD/DVD serta salinan skrip-nya (copy script). Dan, untuk karya foto, peserta harus mengirimkan kliping karyanya, digital file dan foto asli yang sudah dimuat di media.
Kirimkan formulir dan karya jurnalistik yang akan dikompetisikan ke Sekretariat AJI Jakarta di : Jl. Prof. DR Soepomo No. 1A, Komplek BIER, Menteng Dalam, Jakarta Selatan 12870. Telp./Faks (021) 83702660 atau via e-mail ke ajijak@cbn.net.id dan panitia penghargaan ‘Apresiasi Jurnalis Jakarta’ melalui e-mail : ludin_elkarimy@yahoo.com, wahyu_komang@mail.tempo.co.id.
Aturan Kompetisi
1. Setiap jurnalis media cetak/online, radio, televisi, dan foto bisa ikut kompetisi. Peserta adalah jurnalis yang bekerja di media massa lokal maupun nasional di Jakarta. Karya yang didaftarkan harus pernah dipublikasikan atau disiarkan di media massa yang bersifat umum.
2. Setiap peserta hanya bisa mengajukan maksimal dua karya dengan tema berbeda. Peserta hanya bisa mengirimkan lebih dari dua karya/tulisan jika itu merupakan hasil reportase dari satu subyek/isu pemberitaan yang sama, misalnya dalam bentuk tulisan berseri.
3. Semua karya peserta harus pernah dipublikasikan pada media massa umum pada periode waktu antara September 2007 hingga Juli 2008.
4. Batas waktu pendaftaran adalah 26 Juli 2008.
5. Masing-masing pemenang dari keempat kategori akan mendapatkan sertifikat, plakat dan hadiah menarik.
6. Seluruh peserta harus menyatakan bahwa karya jurnalistik yang didaftarkan adalah benar-benar karya orisinal. Kualitas dan orisinalitas karya itu tidak mengalami perubahan signifikan meski telah mengalami proses editing atau penanganan proses produksi lain.
7. Kalau ada ralat dalam karya yang didaftarkan, ralat itu harus disertakan. Hal ini penting untuk menjaga tingkat akurasi karya itu, juga untuk menghindari klaim plagiatisme serta tuntutan pencemaran nama baik.
8. Seluruh karya yang masuk tidak akan dikembalikan.
9. Untuk karya bersama, semua jurnalis yang terlibat dalam pembuatan karya itu harus disebutkan, seperti redaktur, produser, dan periset. Jumlah maksimum tiga orang.
10. AJI Jakarta telah menunjuk tim juri independen yang terdiri dari lima jurnalis berpengalaman dari keempat kategori media yang dilombakan, yang akan menilai semua karya yang masuk.
11. Keputusan juri tidak bisa diganggu gugat. Juri memiliki hak untuk menolak satu karya yang didaftarkan yang dianggap tidak memenuhi persyaratan. Juri juga berhak menarik kembali penghargaan ‘Apresiasi Jurnalis Jakarta’ yang diberikan seandainya di kemudian hari, karya yang memenangkan penghargaan itu ternyata bermasalah.
12. Pemenang penghargaan akan dipilih berdasarkan kualitas karya jurnalistiknya terutama dalam hubungannya dengan penggunaan teknik jurnalisme investigatif. Juri juga akan mempertimbangkan sejumlah kriteria umum seperti; nilai kelayakan berita, riset, penulisan/produksi, dampak/manfaat untuk publik, etika, inovasi dan kreatifitas. Juri akan mempertimbangkan pula soal sumber berita yang digunakan serta upaya yang dilakukan dalam membuat karya itu.
Penutup
Pemenang penghargaan ini akan diumumkan pada Malam Resepsi Peringatan UlangTahun AJI ke 14 pada Kamis, 7 Agustus mendatang. AJI Jakarta mengharapkan dengan penganugerahan ‘Apresiasi Jurnalis Jakarta’ ini, kawan-kawan jurnalis di Jakarta terpacu untuk meningkatkan kualitas karya jurnalistiknya di masa mendatang.
~ oleh Alex Santosa di/pada Juni 27, 2008.

Klik disini untuk melanjutkan »»

Jumat, 25 Juli 2008

Jaringan Media Jurnalistik Kampus

. Jumat, 25 Juli 2008
0 komentar

Onno W. Purbo

Sejak awal berdirinya negara kesatuan Indonesia, sejarah menunjukan kontribusi kampus-kampus terhadap banyak perubahan mendasar di negeri ini. Kaum terpelajar muda menampakan dirinya sebagai tenaga pendorong pembaruan bangsa. Sejarah mengukir pengorbanan yang luar biasa dari kaum muda ini dalam mengarahkan bangsa ini ke zaman reformasi yang kita nikmati hari ini.

Kaum terpelajar muda tampaknya terus menjadi penyeimbang dalam kancah kehidupan bernegara di Indonesia. Kaum terpelajar muda bahkan merupakan kekuatan yang tidak mungkin di abaikan begitu saja - terbukti Pak Amin rela meninggalkan kepemimpinan sidang MPR-nya untuk menemui kaum muda yang berada diluar gedung pada saat SU MPR lalu.

Pertanyaannya – apakah kaum terpelajar muda ini harus terus menerus menggunakan pola aksi demonstrasi fisik dan berhadapan dengan PHH dalam menyampaikan aspirasinya? Berapa banyak tumbal kaum terpelajar muda lagi yang harus berkorban untuk ibu pertiwi? Mungkinkah jumlah pengorbanan jiwa & raga kaum intelektual muda dikurangi tanpa mengurangi tujuan mulia yang ingin dicapai? Alternatif apa yang mungkin digunakan?

Sun Tzu ksatria Cina tahun 500 S.M. dalam bukunya The Art of War mengatakan ". . . attaining one hundred victories in one hundred battles is not the pinnacle of excellence. Subjugating the enemy's army without fighting is the true pinnacle of excellence." Singkat seninya – bagaimana mencapai tujuan & musuh kalah tanpa bertempur dan berkorbanan secara fisik! Teknik information warfare & psychological warfare melalui jaringan media massa barangkali menjadi kuncinya.

Media massa menjadi alternatif yang paling sederhana yang memungkinkan fungsi penyeimbang terus di emban tanpa perlu mengorbankan kaum intelektual muda dalam proses pencapaian tujuan-nya karena harus secara fisik berhadapan dengan PHH. Yang lebih gila lagi barangkali – jika berbentuk jaringan media jurnalistik kampus secara mandiri dimotori kaum intelektual muda.

bagaimana jika kaum intelektual muda ini membangun jaringan media jurnalistik kampus yang tersebar di nusantara mengkaitkan semua kampus yang ada. Keberadaan jaringann media cetak, media radio, media TV bahkan media Internet di kampus secara mandiri & swadana akan mempunyai nilai strategis sangat tinggi sebagai penyeimbang bangsa – bahkan mungkin menjadi MPR tandingan jika di dukung dengan informasi yang lebih lengkap dan akurat di bandingkan MPR-nya Pak Amin.

Koran kampus & Radio Kampus bukan barang baru bagi sebagian kampus di Indonesia. Dasar kemampuan jurnalistik mahasiswa telah ada & tinggal di poles supaya menjadi lebih profesional yang secara simultan harus di barengi strategi regenerasi. Yang perlu kita lakukan selanjutnya adalah membuat koran-koran ini menjadi sebuah kesatuan aksi dalam jaringan informasi memanfaatkan infrastruktur yang ada. Teknologi warung internet yang memungkinkan akses Internet dengan murah dan terjangkau akan memicu kemudahan ini semua.

Bayangkan impact yang akan dihasilkan jika koran & radio kampus di 1300 PTS seluruh Indonesia dapat dikaitkan menjadi satu kesatuan. Bayangkan jika juta-an mahasiswa dapat memfungsikan dirinya sebagai reporter & pemberi fakta yang aktual dan akurat. Bayangkan jika hasil analisis mendalam dari ribuan kaum intelektual muda dalam bentuk laporan, tugas akhir, paper dll dapat terdistribusi dalam platform knowledge infrastruktur yang dibangun secara mandiri & swadana.

Efek jaringan media jurnalistik kampus dengan kekuatan ribuan reporter, ribuan outlet jelas akan menjadi penyeimbang yang tidak bisa di sepelekan. Sekarang saja koran virtual Mas Budi detik.com di Internet yang dengan kekuatan redaksi beberapa orang dan reporter puluhan saja dapat secara perlahan menjadi saingan berat kantor berita Antara maupun koran-koran di Indonesia.

Saya pikir, untuk memfasilitasi semua ini sebetulnya sederhana saja – hanya tempat diskusi rekan-rekan intelektual muda di kampus-kampus secara elektronik di mailing list Internet. Saya rasa fasilitas mailing list seperti majordomo@itb.ac.id bisa digunakan sebagai modal awal untuk pembangunan jaringan media jurnalistik kampus di Indonesia. Silahkan menghubungi saya di onno@indo.net.id atau kelompok cnrg@itb.ac.id untuk koordinasi lebih lanjut. Mudah-mudahan jaringan media kampus ini bisa menjadi tulang punggung pembaruan di Indinesia.

Klik disini untuk melanjutkan »»

Sabtu, 05 Juli 2008

TUGU RAKYAT

. Sabtu, 05 Juli 2008
0 komentar


Tujuh Gugatan Rakyat
Suaranya mahasiswa
Suaranya pengemis
Suaranya petani
Suaranya pengusaha
Suaranya ibu – ibu
Suaranya Bapak - bapak
Suaranya buruh pabrik
Suaranya orang – orang yang peduli dan cinta
Pada kebangkitan bangsa ini

Tujuh Gugatan Rakyat
Suaranya rakyat Indonesia

Tujuh Gugatan Rakyat
Suaranya mahasiswa
Suaranya pengemis
Suaranya petani
Suaranya pengusaha
Suaranya ibu – ibu
Suaranya Bapak - bapak
Suaranya buruh pabrik
Suaranya orang – orang yang peduli dan cinta
Pada kebangkitan bangsa ini


Lembaga Pers Mahasiswa – Bina Sarana Informatika
Copyright © 2008 LPM – BSI

Klik disini untuk melanjutkan »»
 



Namablogkamu is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com